Friday, July 30, 2010

Tips: Cara Memilih Asuransi Jiwa Yang Optimal


Dalam melakukan perencanaan keuangan, seseorang dihadapkan dengan keharusan untuk melakukan perlindungan aset yang dimiliki dan kita semua sepakat bahwa aset yang sangat berharga dan tidak dapat ternilai dengan uang adalah kehidupan atau jiwa seorang manusia.

Selanjutnya dapatkah kita menghitung dengan benar uang pertanggungan asuransi jiwa dengan tepat? Sehingga jika terjadi risiko meninggal maka kita dapat meninggalkan warisan berupa uang pertanggungan yang layak kepada mereka yang kita tinggalkan.

Pembaca yang bijak, sebelum kita membahas metoda perhitungan uang pertanggungan asuransi jiwa, ada baiknya kita perhatikan bahwa dasar untuk menghitung besarnya uang pertanggungan adalah berdasarkan perhitungan ‘nilai ekonomis’ dari yang bersangkutan. Nilai ekonomis yang dimaksud adalah besarnya pendapatan atau income rata-rata perbulan pada saat ini. Jadi jika seseorang mengalami peningkatan pendapatan maka sudah selayaknya besar uang pertanggunganpun ditambah.

Metoda perhitungan uang pertanggungan ada bermacam-macam, namun pada umumnya kami membagi menjadi 3 (tiga) kelompok metoda perhitungan, yakni:

  1. Metoda Human Life Value: pada metoda ini uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan income bulanan dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk perbankan.
  2. Metoda Income Based Value: metoda ini menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.
  3. Metoda Financial Needs Based Value: besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan uang pertanggungan maksimal adalah sebesar uang dimasa mendatang (future value) dikali dengan 80%.

Metoda ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara bulanan atau tahunan) untuk mencapai kebutuhan keuangan dimasa mendatang (future value) dari kebutuhan keuangan tersebut. Metoda ini juga dapat dipakai bagi mereka yang sudah memiliki penghasilan bulanan yang sangat besar sehingga kedua metoda lain yang disebut diatas tidak mungkin digunakan lagi karena akan memberikan jumlah uang pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang pertanggungan disetujui oleh perusahaan asuransi).

Untuk lebih jelasnya marilah kita simak contoh kasus berikut:

Seorang bapak usia 30 tahun memiliki penghasilan perbulan sebesar Rp 5.000.000,-. Sang bapak memiliki istri dan seorang anak yang berusia 0 tahun (baru lahir). Sang bapak ingin menyekolahkan anaknya di universitas yang terbaik di Indonesia.

Menurut perhitungannya biaya kuliah saat ini selama 4 tahun sudah termasuk biaya pendaftaran dan biaya belajar mengajar, SKS dan sebagainya diluar biaya buku dan transpor adalah sebesar Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah), dengan memperhatikan faktor kenaikan biaya pendidikan sebesar 18% pertahun, selama 18 tahun biaya tersebut membengkak menjadi Rp 1.573.860.075,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh tiga juta delapan ratus enam puluh ribu tujuh puluh lima rupiah). Untuk melindungi keluarga maka besarnya UP (uang pertanggungan) asuransi jiwa yang layak bagi bapak tersebut adalah sebesar:

  1. Jika menggunakan metoda Human Life Value: maka UP adalah sebesar Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), mampu menopang kehidupan keluarga selama maksimal 10 tahun.
  2. Jika menggunakan metoda Income Based Value: maka UP adalah sebesar Rp 1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah), dengan memperhitungkan bunga sebesar 5% pertahun jika UP tersebut disimpan dalam produk perbankan, maka hasil bunga sebesar Rp 5.000.000,-. Dapat digunakan untuk menopang kehidupan keluarga.
  3. Jika menggunakan metoda Financial Needs Based Value: maka UP yang layak (atas kebutuhan perencanaan pendidikan anak) adalah sebesar Rp 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) hingga Rp 1.260.000.000,- (satu milyar dua ratus enam puluh juta rupiah).

Selanjutnya adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa yang paling sesuai? Dalam hal pemilihan produk tentu kita akan memilih produk yang paling optimal, dalam hal kasus diatas tentunya kita harus mengetahui kisaran premi untuk masing-masing UP yang ada sehingga kita mendapatkan manfaat yang terbaik yakni UP yang tinggi namum dengan pembayaran premi minimal.

Berikut ini ingin kami sampaikan tabel kisaran premi pertahun atau perbulan pada contoh kasus diatas (untuk laki-laki Indonesia dengan kondisi kesehatan, tinggi dan berat badan normal):


Sebagai informasi kisaran premi yang kami sampaikan diatas adalah kisaran premi dari asuransi tradisional dengan tipe YRT (Yearly Renewable Term) dengan penambahan jumlah premi setiap tahunnya (lihat contoh tabel diatas), data ini kami olah dari perusahaan asuransi jiwa yang ada di Indonesia, dan memiliki produk asuransi jiwa tipe YRT. Produk ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan secara konsisten hingga setidaknya anak telah memasuki kuliah di universitas.

Pembaca yang bijak, sekali lagi ingin kami sampaikan bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal contoh kasus diatas sebaiknya pilihlah produk asuransi yang tidak digabungkan dengan investasi atau dikenal dengan sebutan unit link karena jika tidak premi yang dibayarkan (dengan UP yang sama)akan lebih mahal. Kondisi ini tentu akan memicu peluang proteksi asuransi dengan UP yang besar secara berkesinambungan berpotensi gagal atau dalam istilah asuransi disebut dengan lapse.

Demikian pembaca setelah kita memutuskan besar UP yang paling cocok dengan kebutuhan maupun kemampuan kita, langkah berikut adalah lakukan investasi secara terpisah dengan asuransi jiwa sehingga secara jangka panjang pertumbuhan dana akan lebih baik dan pada akhirnya tujuan keuangan akan tercapai. Selamat melakukan perencanaan keuangan dengan cerdas, planning well living well, keputusan ada ditangan anda.

Taufik Gumulya, CFP® Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services.
www.prudent.web.id

Investasi bukan Speskulasi


Pembaca yang bijaksana, dalam artikel kali ini ingin saya sampaikan bahwa setelah kita melakukan evaluasi penghasilan langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan finansial dikemudian hari.

Sebelum kami membahasnya, ingin kami menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan artikel yang lampau. Banyak yang menyatakan bahwa contoh pada artikel yang lalu jumlah penghasilannya cukup besar, dapat kami jelaskan bahwa yang terpenting bukan melihat angkanya namun lihatlah formulasinya, kunci utama bukan besarnya penghasilan tetapi terapkan formulasi perhitungan penghasilan sehingga masuk dalam kondisi penghasilan yang wajar.

Jadi jika formulasi (pada artikel yang lampau) diterapkan maka hasil akhir adalah potensi peningkatan aset. Sekali lagi bahwa potensi peningkatan aset tidak bergantung kepada besar kecilnya penghasilan namun tempatkan posisi income anda pada kisaran koridor pengahasilan wajar hingga ideal, untuk menghitungnya silahkan menggunakan formula yang dapat dibaca pada artikel yang lalu.

Pertanyaan berikut dari pembaca adalah bagaimana caranya kita melakukan penghematan?

Ada kiat sederhana yang mudah namun memerlukan kedisiplinan yaitu buatlah dafttar kebutuhan dan bukan keinginan. Misal kebutuhan pendidikan anak, sangat berlebihan jika orang tua memaksakan diri dengan membayar biaya yang tinggi di sebuah sekolah swasta sementara jumlah penghasilan sangat pas-pasan, lebih bijaksana jika menyekolahkan anak disekolah negeri.

Dalam kasus ini sekolah swasta merupakan keinginan bukan kebutuhan orang tua, sebaliknya sekolah negeri adalah sebuah kebutuhan bukan keinginan. Demikian selanjutnya buatlah skala prioritas kebutuhan dan keinginan sehingga dapat bermuara pada penghematan.

Nah sekarang marilah kita memasuki tahap selanjutnya, setelah melakukan evaluasi atas penghasilan dan membuat daftar prioritas kebutuhan dan keinginan maka tahapan berikut adalah membuat perhitungan atas besaran kebutuhan tersebut. Langkah pertama sebelum melakukan perhitungan adalah kelompokan kebutuhan anda menjadi 3 (tiga) kategori:
1.Kebutuhan jangka pendek, sasaran pencapaian < 3 tahun; 2.Kebutuhan jangka menengah, sasaran pencapaian 3 s/d 5 tahun; 3.Kebutuhan jangka panjang, sasaran pencapaian > 5tahun.

Setelah melakukan pengelompokan maka selanjutnya adalah menghitung besar dana yang dibutuhkan pada saat nanti, gunakan metode perhitungan ‘Nilai Waktu Uang’ atau ‘Time Value of Money’, contoh sederhana perhitungan dana pendidikan, misalkan dana untuk masuk universitas diperlukan dana saat ini (tahun 2010) sebesar Rp 80.000.000,-. Dana harus tersedia di tahun 2025, maka waktu yang tersedia untuk menyiapkan dana tersebut adalah 15 tahun dihitung dari saat ini.

Jangan lupa untuk menghitung kenaikan dana setiap tahunnya gunakan besaran inflasi rata-rata di Indonesia (data didapat dari Biro Pusat Statistik) dikalikan dengan 1,5. Mengapa demikian karena berdasarkan penelitian kami, kenaikan biaya pendidikan melebihi inflasi negara tersebut dimanapun berada.

Berikut adalah contoh sederhana, jika rata-rata inflasi di Indonesia adalah 9% maka untuk menghitung biaya pendidikan kelak faktor inflasi menjadi 9% x 1,5 = 13,5%. Jadi untuk mendapatkan dana pendidikan kelak selama 15 tahun gunakan formulasi nilai yang akan datang atau dikenal dengan nama ‘Future Value’ berikut rumusnya: FV = PVx (1+inflasi) dengan demikian dana pendidikan kelak adalah: FV = Rp 80.000.000x(1+13,5%) atau sama dengan Rp 534.598.714,- dan jika dana tersebut dipersiapkan dari sekarang serta ditempatkan pada investasi dengan tingkat pengembalian 18% maka jumlah dana yang di investasikan setiap akhir bulan (pada saat terima gaji) adalah sebesar Rp 590.310,-.

Lalu dimana saya harus menempatkan dana investasi untuk pendidikan tersebut?, alangkah bijaksana jika anda dapat melakukan investasi dengan tepat serta hindari spekulasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan proteksi kekayaan (wealth protection) terlebih dahulu gunakan asuransi jiwa tradisional dengan jenis Yearly Renewable Term (YRT) untuk memproteksi keluarga anda jika ternyata usia anda (mohon maaf) ternyata tidak cukup panjang.

Berapa besar uang pertanggungan asuransi jiwa yang harus diterima oleh keluarga anda dalam rangka pemenuhan biaya pendidikan?

Kami menyarankan kisaran uang pertanggungan asuransi jiwa sebesar 60% s/d 100% dari nilai dana pendidikan kelak yaitu sebesar Rp 321 juta hingga Rp 535 juta, dengan kisaran premi asuransi jiwa untuk seorang tertanggung (dengan contoh usia 35 tahun) yaitu sebesar Rp 700.000,- hingga Rp 2.000.000,- pertahunnya.

Jadi jika anda memiliki usia 35 tahun (sesuai contoh) dan ditawarkan asuransi jiwa dengan uang pertanggungan sebesar Rp 535 juta lalu anda harus membayar premi diatas Rp 2.000.000 setiap tahunnya maka sudah dipastikan bahwa asuransi tersebut tidak tepat, silahkan anda cari produk asuransi lain yang memiliki kisaran premi pada kisaran jumlah diatas, karena bagaimanapun produk asuransi jiwa sangat beraneka macam.

Berikutnya adalah penempatan investasi dana pendidikan, saran kami adalah tempatkan dana tersebut pada reksa dana saham dengan jumlah sebesar Rp 590.500,- per bulannya dan disertai target pencapaian keuntungan sebesar minimal 18 % setiap tahunnya.

Mengapa ditempatkan pada reksa dana? Ini wajib dilakukan bagi mereka yang sibuk serta tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan perdagangan saham secara langsung. Keunggulan penempatan dana di reksa dana adalah anda tidak perlu berusah payah melakukan pemantauan investasi setiap harinya karena reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi yang telah lulus uji kompetensi di bidangnya, dialah bertugas untuk melakukan pemantauan tersebut hari demi hari. Ibarat seorang sopir yang bersangkutan telah memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) yang tepat dengan kendaraan yang cukup canggih sehingga faktor resiko menjadi lebih kecil.

Ada masukan yang patut anda pertimbangkan sebelum anda memutuskan ingin membeli reksa dana yaitu demi keamanan belilah reksa dana yang memiliki dasar hukum ‘Kontrak Investasi Kolekti’’ atau dikenal dengan reksa dana KIK, hindari investasi yang mengaku reksa dana tetapi sebenarnya adalah ‘Kontrak Pengelolaan Dana’ atau KPD, ini merupakan ‘Discretionary Fund’. Mengapa demikian? Karena pada reksa dana KIK seluruh portfolio atau ‘isi perut’ investasi tercatat pada suatu badan yang bernama ‘Bank Kustodian’, sehingga seluruh pergerakan reksa dana tersebut mudah dideteksi baik oleh Bank Kustodian dan diawasi oleh Bapepam sebagai lembaga otoritas pengawas di pasar modal.

Namun bagi mereka yang sangat suka untuk melakukan investasi di saham secara langsung, tidak terlalu tertarik dengan reksa dana, untuk kelompok ini adalah mutlak untuk melakukan pelatihan di bidang perdagangan saham terlebih dahulu, sehingga mereka dapat melakukan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal dengan tujuan agar dapat menekan faktor resiko yang ada. Jangan pernah melakukan trading saham tanpa pelatihan yang baik karena anda akan terjerumus dalam spekulasi dan bukan investasi.

Batasan antara spekulasi dan investasi sangat tipis. Untuk menghindari spekulasi anda mutlak dan harus memiliki kompetensi yang memadai. Hal ini juga sesuai dengan masukan dari partner ahli analisa saham pada bidang Wealth Acceleration bernama Anton Seloaji yang menyatakan bahwa pelatihan yang baik akan membawa anda menjadi seorang investor yang berkualitas, sehingga resiko dapat dikelola dengan baik serta mampu ditekan semaksimal mungkin.

Saran kami untuk mereka yang melakukan investasi saham secara langsung sebaiknya tidak serta merta menempatkan 100% porsi investasi tersebut kedalam portfolio investasi saham, melainkan dapat dilakukan secara berkala dan meningkat secara bertahap. Karena bagaimanapun kesuksesan memerlukan pengalaman dan pengalaman adalah pembelajaran.

Jadi kesuksesan yang sejati adalah hasil dari pembelajaran. Tanpa pembelajaran kesuksesan menjadi kebetulan dan kebetulan adalah bagian terbesar dari spekulasi. Demikian pembaca yang bijaksana selamat melakukan investasi bukan spekulasi.

Taufik Gumulya, CFP® Financial Planner & CEO pada TGRM Perencana Keuangan.
detikFinance

Tips Memilih Asuransi Kesehatan


          Asuransi kesehatan merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat dipakai sebagai pelindung perencanaan keuangan. Menurut Dr. Marius Widjajarta, Ketua YPKKI (Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia), calon konsumen jasa asuransi kesehatan harus pintar memilih asuransi yang akan diikuti. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Memilih produk asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
  2. Mengetahui kredibilitas dan bonafiditas perusahaan asuransi yang dituju.
  3. Perlu mengetahui seberapa banyak jumlah providenya.
  4. Mempelajari polis asuransi yang ditawarkan secara cermat dan seksama, mengingat klausal yang tercantum dalam polis biasanya menggunakan bahasa atau istilah yang cukup rumit, serta dicetak dengan huruf kecil.
  5. Bila ada yang kurang jelas jangan ragu meminta penjelasan kepada pihak perusahaan asuransi.
  6. Sebagai konsumen Anda berhak atas informasi yang benar, jelas dan jujur.
  7. Bila telah memutuskan perusahaan asuransi dan pelaksanaannya tak sesuai dengan perjanjian dalam polis sehingga Anda merasa rugi, Anda berhak menyampaikan pendapat dan keluhan.
  8. Bila pihal asuransi tak tanggap dalam menanggapi keluhan dan pendapat, Anda berhak mengadukannya ke lembaga konsumen untuk diselesaikan secara kekeluargaan atau melalui jalur hukum.
  9. Bila terbukti Anda dirugikan pihak asuransi, Anda berhak menuntut kompensasi, ganti rugi atau penggantian yang layak.
  10. Ada tidaknya representasi di negara mana Anda mengalami gangguan kesehatan. Sebut saja Anda mengalami gangguan di Washington, Amerika Serikat pada pukul dua siang, sedangkan Anda harus menghubungi pihak asuransi di Jakarta yang pada saat itu adalah pukul dua dinihari, tentulah itu akan menimbulkan masalah.
  11. Pilih perusahaan yang memberi coverage terbaik dengan biaya terendah.
  12. Tersedia jaminan perawatan rumah sakit, pembedahanm, pertolongan dalam keadaan darurat melalui emergency assistance dan berobat jalan.
  13. Tidak ada pembatasan pemilihan rumah sakit, dokter dan apotik.
  14. Tidak ada batasan wilayah, jaminannya berlaku di seluruh dunia.
  15. Sistem pembayaran kembli (reimbursement system) yang cepa
  16. Apakah asuransi kesehatan itu berdiri sendiri atau merupakan manfaat tambahan dari produk asuransi jiwa.
  17. Dokter apa (umum/spesialis), rumah sakit mana dan fasilitas penunjang pemeriksaan kesehatan apa yang didapatkan.
  18. Adakah fasilitas rawat inap, rawat jalan, perawatan mata.
  19. Apakah ada batasan biaya dan pengecualian untuk kasus-kasus penyakit kritis, pembedahan atau perawatan kehamilan dan melahirkan.

Sumber: Majalah Nirmala

Mengapa Ikut Asuransi?

          Jika Anda ikut asuransi, Anda harus membayar premi asuransi setiap bulannya. Ini terlihat seperti uang hilang. Namun jika suatu saat terjadi sesuatu terhadap kesehatan Anda, maka biaya pengobatan Anda akan ditanggung.

          Jika Anda tidak ikut asuransi, berarti pengeluaran Anda tiap bulan berkurang. Jika suatu waktu Anda terkena penyakit parah (yang menghabiskan biaya puluhan bahkan ratusan juta rupiah), maka biaya pengobatan Anda tanggung sendiri.

         Nah, mengapa sebaiknya Anda mengikuti asuransi? Karena premi yang Anda bayarkan tiap bulan sebenarnya bukan uang hilang. Melainkan, premi tersebut merupakan expense yang memang harus dikeluarkan setiap bulannya. Konsep seperti ini sudah sangat umum di negara luar seperti Amerika dan negara-negara maju di Eropa. Itulah sebabnya kesehatan penduduknya terjamin.

         Sedangkan kita di Indonesia? Mayoritas penduduk masih menganggap asuransi sebagai hal yang “tidak perlu”. Akibatnya, begitu terjadi suatu musibah, keluarga akan kelabakan mencari dana. Hutang sana-sini, jual ini-itu. Hal seperti ini tidak akan terjadi jika mengikuti asuransi, karena perusahaan asuransi yang akan membayar, bukan Anda.

       Pikiran tenang, kesehatan terjamin, hidup lebih bahagia.



Sumber; www.prudent.web.id

Kamus Asuransi: Pengertian Istilah-Istilah dalam Asuransi


Istilah-istilah asuransi bisa membingungkan bagi Anda yang tidak terbiasa dengan asuransi atau yang belum pernah membeli polis asuransi sebelumnya. Di sini, kami telah mengumpulkan suatu daftar istilah-istilah asuransi yang umum digunakan untuk membantu Anda agar dapat lebih memahami polis-polis serta keuntungan-keuntungan yang kami tawarkan.

Actuarial (aktuaria)
Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/memperhitungkan daftar harga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan.

Annuity (anuitas)
Anuitas memberikan suatu penghasilan tahunan tetap seumur hidup. Biasanya, sejumlah tunai uang diinvestasikan agar di kemudian hari dapat menghasilkan dana untuk memperoleh penghasilan tetap seumur hidup tersebut.

Assignment (pengalihan hak)
Pengalihan sebagian atau keseluruhan hak untuk menerima penghasilan yang diperoleh dari suatu polis asuransi dari seseorang atau kesatuan, kepada orang atau kesatuan yang lain.

Automatic Premium Loan/Non-Forfeiture Loan (pinjaman premi otomatis/pinjaman tanpa penebusan)
Apabila premi tidak dibayarkan pada jangka waktu masa tenggang dan polis memiliki nilai tunai yang mencukupi, ada suatu ketentuan yang menetapkan agar jumlah premi yang bersangkutan dibayar di muka secara otomatis. Adapun jumlah pinjaman premi yang masih terhutang dapat dikenakan bunga.

Cash Value/Surrrender Value (nilai tunai/nilai tebusan)
Jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang polis apabila ia menuangkan polis asuransi jiwanya yang memiliki manfaat nilai tabungan.

Endowment Plan (program pemberian bantuan)
Jenis program asuransi ini memadukan baik manfaat proteksi maupun tabungan. Program asuransi ini membayarkan manfaat sejumlah tunai uang kepada pihak tertanggung apabila polis jatuh tempo. Program juga membayarkan jumlah tersebut pada saat tertanggung meninggal dunia, atau bilamana dapat diterapkan, saat tertanggung mengalami cacat yang menyeluruh dan bersifat permanen, dan apabila hal tersebut terjadi pada masa berlakunya polis.

Grace Period (masa tenggang)
Jangka waktu setelah berakhirnya masa jatuh tanggal pembayaran premi di mana pembayaran premi masih bisa dilakukan tanpa dikenakan bunga. Selama jangka waktu ini, polis masih dianggap berlaku.

Investment-linked Plan (program asuransi yang dikaitkan dengan investasi)
Premi-premi yang dibayarkan digunakan baik untuk membeli manfaat proteksi asuransi jiwa maupun unit-unit dalam suatu portofolio dana investasi. Harga unit-unit akan tergantung pada kinerja investasi dana.

Maturity Date (tanggal jatuh tempo)
Tanggal yang telah disetujui pada saat mana suatu perusahaan asuransi membayarkan sejumlah tunai uang.

Non-participating policy (polis yang tidak mengikutsertakan)
Suatu polis asuransi di mana pemegang polis tidak diikutsertakan dalam keuntungan perusahaan.

Paid-up Value (nilai pembayaran di muka)
Ketentuan ini memberi hak kepada pemegang polis untuk menghentikan pembayaran premi-premi di kemudian hari setelah polis memperoleh nilai tunai. Polis tetap berlaku sesuai dengan jumlah uang pertanggungan yang telah berkurang nilainya.

Participating Policy (polis yang mengikutsertakan)
Suatu polis asuransi di mana pemegang polis diikutsertakan dalam keuntungan perusahaan.

Policy Lapse (polis lewat waktu)
Penghentian penanggungan asuransi sebagai akibat dari tidak dibayarnya premi-premi.

Policy Loan (pinjaman polis)
Seorang pemegang polis yang membutuhkan uang tunai untuk jangka waktu sementara dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh pinjaman polis terhadap nilai pertanggungan dari polis tersebut. Pengenaan bunga mulai dihitung pada tanggal berlakunya pinjaman polis.

Premium (premi)
Jumlah yang harus dibayarkan untuk memperoleh pertanggungan asuransi yang diinginkan.

Regular Premium Policy (polis premi reguler)
Suatu polis yang menghendaki pembayaran premi secara berkala, sebagai contoh, bulanan, setiap empat bulan, setiap enam bulan atau tahunan.

Reinstatement (pemberlakuan kembali)
Proses di mana seorang asuradur memberlakukan kembali suatu polis yang telah lewat waktu yang diakibatkan karena tidak dibayarnya premi-premi pembaruan.

Rider (manfaat tambahan)
Rider merupakan manfaat tambahan yang dapat disertakan pada suatu program asuransi dasar, seperti program asuransi jiwa menyeluruh (whole life plan) atau program pemberian bantuan (endowment). Manfaat ini dirancang untuk memberikan tambahan proteksi keuangan dengan biaya yang lebih murah.

Single Premium Policy (polis dengan premi sekali bayar)
Suatu polis yang hanya menghendaki sekali pembayaran premi yang dilakukan di muka.

Sum Assured (jumlah yang tertanggung)
Jumlah uang jaminan yang dipertanggungkan kepada pemegang polis.

Term Plan (program berjangka terbatas)
Jenis program asuransi semacam ini menawarkan proteksi/perlindungan asuransi jiwa untuk jangka waktu yang terbatas. Jumlah uang pertanggungan hanya dapat dibayarkan apabila tertanggung meninggal dunia, atau di mana dapat diterapkan, mengalami cacat yang bersifat menyeluruh dan permanen pada masa berlakunya program tersebut..

Underwriting (penjaminan)
Proses penaksiran/penilaian dan penggolongan derajad risiko yang terkait pada calon tertaggung, serta pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.

Whole Life Plan (program asuransi jiwa menyeluruh)
Jenis program asuransi jiwa ini menawarkan proteksi/perlindungan seumur hidup terhadap kematian atau, apabila dapat diterapkan, cacat yang bersifat menyeluruh dan permanen, kepada tertanggung.


Sumber: www.prudent.web.id

Thursday, July 29, 2010

Pertanyaan untuk Calon Investor


Anda memiliki rencana untuk berinvestasi? Terdapat 5 pertanyaan untuk calon investor, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah yang Anda butuhkan : pendapatan atau pertumbuhan modal?
Ada investasi yang hanya memberikan pendapatan dan tidak ada kenaikan modal (seperti : deposito) sementara itu ada yang memberikan pertumbuhan modal yang besar dan hanya pemberikan pendapatan yang kecil (seperti : saham, properti). Biasanya kedua hal tersebut berbanding terbalik.

2. Berapa lama Anda akan menunggu untuk mendapatkan hasilnya?
Ada investasi yang menawarkan hasil dalam satu bulan (seperti : deposito) dan lainnya mungkin memerlukan jangka waktu 25 tahun untuk mendapatkan hasilnya secara optimum (seperti : kehutanan, properti). Anda harus mengetahui dengan jelas jangka waktu dari investasi Anda.

Berinvestasi dengan jangka waktu yang salah hanya akan menyebabkan kerugian bagi Anda, misalnya dengan menempatkan uang yang tersedia untuk jangka waktu yang singkat dalam pasar modal. Sedangkan, seperti kita ketahui, pasar modal memberikan pertumbuhan modal dalam jangka waktu yang tidak singkat.

3. Berapa besar risiko yang dapat Anda tolerir?
Anda harus mengetahui tingkat risiko yang dapat Anda hadapi, baik secara kejiwaan maupun secara keuangan. Bila keadaan keuangan Anda solid, Anda bisa mencoba untuk berinvestasi pada yang berisiko tinggi/hasil yang tinggi. Tetapi bila kondisi keuangan Anda tidak kuat, Anda harus dapat menolak godaan untuk menggandakan uang Anda dengan mengambil risiko yang tinggi dan lebih baik Anda mencari instrumen investasi yang lebih renda risikonya.

4. Berapa tingkat pengetahuan investasi yang Anda miliki?
Investasi membutuhkan ketrampilan. Investasi tidak selalu membutuhkan perhitungan yang rumit, secara umum hanya membutuhkan aritmatika sederhana seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian (seperti : deposito, reksa dana). Seorang investor profesional (sepeti para manajer investasi) mungkin memerlukan modul statistik yang rumit seperti dalam menghitung nilai obligasi di pasar sekunder atau nilai pasar yang wajar suatu saham. Nah, lihat seberapa dalam tingkat pengetahuan investasi yang Anda miliki dan kemudian putuskan investasi macam apa yang cocok untuk Anda.

5. Berapa banyak waktu yang Anda dedikasikan untuk investasi Anda ?
Pilihan investasi Anda memerlukan berapa banyak waktu yang Anda harus sediakan untuk investasi tersebut. Biasanya investasi dalam saham memerlukan waktu yang cukup banyak (kecuali Anda membiarkan orang lain mengelolanya untuk Anda) dibandingkan dengan menaruh uang dalam deposito. Oleh karena itu, sesuaikan pula waktu yang Anda miliki dengan pilihan investasi yang akan dipilih.

Nah, dari pertanyaan-pertanyaan diatas, sudahkah Anda melakukan investasi yang sesuai dengan diri Anda?


Gusnus Pribadi
The Financial Tips

Merencanakan Keuangan

Pertanyaan :
Saya sekarang bekerja sebagai salah satu karyawan swasta di Jakarta dengan gaji 3.200.000 sebulan, untuk makan dan minum ditanggung oleh perusahaan. Pertanyaannya, bagaimana caranya saya bisa merencanakan keuangan saya ke depannya karena rencana saya mau menikah, setelah itu mau beli rumah dan mobil. Apa cara lain yg bisa saya lakukan untuk menambah penghasilan saya, apakah investasi yg bagus yg bisa saya pilih sambil tetap bekerja. Terima kasih.

Salam,
Someone


Jawaban:
Hati-hati, kondisi dimana pengeluaran Anda ditanggung oleh perusahaan bisa menjadi bumerang bagi Anda di kemudian hari ketika kondisi itu sudah tidak terjadi lagi. Biasanya seseorang yang tidak terbiasa untuk mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-harinya, bisa menemui kesulitan ketika harus membayar sendiri untuk pengeluarannya. Setidaknya, kesulitan untuk memperkirakan berapa biaya yang diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga kesulitan dalam membuat anggaran. Saya rasa inilah fokus Anda dalam membuat perencanaan keuangan, yaitu menentukan standar kehidupan Anda sendiri pada saat ini, ketika sudah menikah nanti, dan seterusnya.

Langkah pertama dari perencanaan keuangan adalah menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Sepertinya, Anda sudah menetapkan beberapa tujuan keuangan yang ingin dicapai di masa depan, yaitu menikah dan memiliki rumah dan kendaraan sendiri. Dari tujuan-tujuan keuangan yang Anda miliki, buat prioritasnya. Prioritas dari segi waktu, mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan. Dan prioritas dari segi kepentingan, mana yang lebih penting dan mana yang bisa ditunda.

Sedapat mungkin, nominalkan tujuan keuangan tersebut dengan standar yang Anda miliki. Artinya, buat perkiraan biaya yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan yang Anda inginkan. Misalnya, menikah di Sumbawa dengan biaya Rp 20 juta, dan seterusnya. Baru setelah itu Anda pelajari bagaimana strategi mencapai tujuan tersebut. Apakah dengan investasi, perlu menambah penghasilan lain, perlu asuransi, dan sebagainya.

Untuk seorang karyawan seperti Anda dengan sarana komunikasi yang terbatas, investasi yang bisa dilakukan adalah investasi yang tidak terlalu banyak membutuhkan aktivitas jual-beli dan tidak perlu mempelajari kondisi pasar setiap saat. Hindari jual beli pada bursa berjangka dalam jangka pendek. Namun sebagai seorang bujangan dengan usia yang masih muda, Anda bisa lebih berani dan agresif dalam berinvestasi misalnya dengan masuk ke bursa saham dalam jangka panjang. Alternatif lain seperti reksa dana juga bisa Anda pelajari. Gunakan prinsip penyebaran resiko dimana Anda menyebar investasi tidak hanya pada satu macam produk saja. Tetap gunakan juga deposito atau emas untuk cadangan.


Salam,
The Financial Tips
Original Text at CBN CyberSHOPPING

Langkah Praktis Membeli Rumah



Ketika Anda berencana membeli rumah tentunya Anda mengharapkan hasil yang terbaik sesuai dengan biaya yang akan dikeluarkan. Karena itu sebelum Anda mulai melihat-lihat calon-calon rumah Anda, sebaiknya Anda membuat daftar prioritas yang dinginkan dari rumah yang akan dibeli seperti jumlah kamar tidur, kamar mandi, halaman, garasi, kondisi atap, dinding, dan lain-lain. Kemudian buat juga daftar fasilitas - falitas umum yang nanti Anda butuhkan, seperti PAM, listrik, jalan umum, kebersihan, rumah ibadah, sekolah, pasar dan lain-lain.

Tambahkan lagi daftar tersebut dengan persyaratan lainnya seperti bebas banjir, sertifikat rumah lengkap dan tidak dalam sengketa apapun. Wah.. PRnya banyak nih ! Iya dong kita kan mau beli rumah bukan beli masalah.


1. Menentukan berapa kesanggupan Anda dalam membiayai rumah
Tiap orang akan mempunyai jawaban yang berbeda - beda untuk pernyataan tersebut. Tetapi tentunya Anda yang paling tahu seberapa besar kesanggupan anda. Kuncinya adalah membeli rumah baik seharusnya lebih membuat hidup Anda lebih sejahtera. Jangan sampai karena pembelian rumah ini malah membuat Anda mengalami penurunan standar dan gaya hidup serta tidak tercapainya tujuan keuangan lainnya di masa depan. Untuk mengetahuinya maka buatlah suatu neraca keuangan keluarga untuk mengetahui harta tunai anda yang likuid yang siap digunakan untuk membiayai pembelian rumah. Harta tunai Anda yang likuid maksudnya adalah sejumlah dana menganggur Anda di Tabungan, deposito atau ditempat lainnya yang dapat diambil kapan saja.

Sejumlah dana tunai memang harus tersedia dalam proses pembelian rumah walaupun Anda membelinya secara kredit. Sebab, pada umumnya transaksi pembelian rumah dengan kredit rumah dibagi dalam 2 tahap yaitu didahului dengan pembayaran uang muka rumah, pihak penjual akan meminta uang muka dari Anda, besarnya bervariasi biasanya paling banyak sebesar 30% saja dari harga rumah.Sisanya barulah dibiayai olek kredit rumah.

Buatlah juga sebuah arus kas pribadi yang terdiri dari penghasilan serta pengeluaran rutin Anda. Arus kas pribadi ini berguna untuk menghitung berapa besar sisa penghasilan Anda yang sanggup disisihkan untuk membiayai rumah, jika pembelian rumah dibiayai dengan kredit rumah.

2. Putuskan rumah seperti apa yang Anda inginkan
Ketika Anda berencana membeli rumah tentunya Anda mengharapkan hasil yang terbaik sesuai dengan biaya yang akan dikeluarkan. Karena itu sebelum Anda mulai melihat-lihat calon-calon rumah Anda, sebaiknya Anda membuat daftar prioritas yang dinginkan dari rumah yang akan dibeli seperti jumlah kamar tidur, kamar mandi, halaman, garasi, kondisi atap, dinding, dan lain-lain. Kemudian buat juga daftar fasilitas - fasilitas umum yang nanti Anda butuhkan, seperti PAM, listrik, jalan umum, kebersihan, rumah ibadah, sekolah, pasar dan lain-lain. Tambahkan lagi daftar tersebut dengan persyaratan lainnya seperti bebas banjir, sertifikat rumah lengkap dan tidak dalam sengketa apapun.

Datanglah ke berbagai pameran property, Disana Anda bisa mendapatkan banyak sekali informasi rumah dari para tenaga penjual yang siap membantu Anda, dan biasanya ditawarkan dengan harga miring atau potongan diskon.. Sebaiknya Anda jangan langsung percaya dengan gambaran kondisi rumah yang tertera pada brosur penjualan atau seperti yang dipajang pada miniatur bangunan rumah yang akan dijual dipameran tersebut, tetapi Anda harus cocokkan informasi yang diberikan dengan kunjungan langsung ke lokasi. Jika memungkinkan buatlah foto-foto sendiri dengan demikian anda akan memperoleh informasi yang sebenar-benarnya dari rumah tersebut. Kumpulkanlah berbagai informasi antara 3 sampai 5 rumah pada lokasi yang diinginkan dari berbagai pengembang, lebih banyak lebih baik dan bandinganlah satu sama lain. Dari informasi tersebut Anda dapat memiliki patokan atau gambaran rumah yang terbaik untuk Anda.

3. Mempersiapkan sejumlah dana tunai untuk muka rumah dan biaya - biaya lainnya
Sejumlah dana tunai juga sebaiknya dicadangkan untuk mengantisipasi terjadinya biaya - biaya pembelian rumah antara lain uang tanda jadi atau booking fee, uang muka, akte jual beli, biaya balik nama sertifikat dan biaya jasa notaris dan lain sebagainya. Jika pembelian rumah dibiayai dengan kredit dari bank sebaiknya dipersiapkan pula dana tunai untuk biaya administrasi dan provisi pengikatan kredit, biaya jasa notaris, asuransi kebakaran dan asuransi jiwa. Selain pertimbangkan juga untuk menyiapkan biaya pindah rumahnya, kemudian isi rumahnya. Walaupun pembelian isi rumah bisa dilakukan bertahap sesuai dengan tersedianya dana, namun seminim-minimya dana Anda jika telah terkuras akibat biaya-biaya tadi, paling tidak masih punya cukup uang untuk memasang tirai atau gorden.

4. Mencari sumber dana atau sumber pembiayaan
Membeli rumah bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu secara tunai dan kredit atau kombinasi dari keduanya. Jika Anda ingin membeli rumah secara tunai, Anda dapat menyiapkan dananya dengan beberapa cara seperti menabung secara rutin atau melakukan investasi. Sehingga akumulasi dana hasil menabung atau hasil keuntungan investasi bisa digunakan untuk membeli rumah.

Keuntungannya dengan membeli rumah secara tunai, maka Anda tidak perlu tergantung dari pihak lain dan yang paling menyenangkan adalah anda bebas dari kewajiban membayar cicilan bulanan. Hanya saja mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama sampai tercapai sejumlah dana yang Anda perlukan untuk membeli rumah.

Dengan mahalnya harga rumah saat ini, beberapa dari Anda mungkin kesulitan dalam menyediakan dana tunai pembelian rumah. Anda tetap bisa beli rumah dengan cara mengajukan kredit ke Bank. Pada umumnya dana kredit yang bisa diberikan oleh bank adalah maksimal sebesar 70 % saja dari harga rumah yang akan dibeli, sisanya sebesar 30% harus dibiayai sendiri dan dianggap sebagai uang muka rumah.

Jika Anda ingin membeli rumah dengan cara mengkredit maka Anda harus memperkirakan sebelumnya berapa penghasilan Anda yang bisa disisihkan untuk membayar cicilan rumah. Tentunya penghasilan Anda per bulan setelah dikurangi biaya - biaya rumah tangga dan hutang pada pihak lain, seharusnya masih cukup untuk membayar cicilan rumah. Idealnya cicilan kredit rumah Anda besarnya tidak lebih dari 30% dari penghasilan Anda sehingga sisa 70%nya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup lainnya.

5. Periksalah kewajiban -kewajiban pada pihak lain atau hutang Anda sebelum mengajukan kredit ke Bank
Bank memiliki analisa sendiri dan sumber informasi yang dapat dipercaya untuk mengetahui gambaran kondisi keuangan Anda. Karena itu sebelum mengajukan kredit ke Bank, periksalah kembali hutang - hutang Anda lainnya. Cicilan kartu kredit, cicilan motor, cicilan mobil dan lain- lain.

Apakah Anda memiliki kredit macet pada pihak lain, kapan jatuh tempo terakhir masing - masing cicilan hutang anda. Jika Anda memiliki lebih dari satu kartu kredit, tetapi yang aktif hanya satu maka kartu kredit yang tidak aktif sebaiknya ditutup. Ini untuk mencegah bank, agar tidak memasukkan kartu kredit yang tidak aktif tersebut sebagai hutang Anda, karena sebenarnya Anda belum menggunakannya.

Tips Tawar menawar harga rumah
Bangunan baru seperti rumah, flat, atau apartemen bisanya ditawarkan dengan harga pas dari developer Untuk rumah second biasanya terbuka untuk tawar menawar harga. Ada beberapa informasi yang sebaiknya Anda dapat sebelum mengajukan penawaran :

* Harga rumah yang ditawarkan penjual apakah sama dengan yang ditawarkan untuk rumah lain dengan kondisi yang sama diwilayah tersebut
* Kondisi rumah, apakah perlu perbaikan tambahan atau tidak.
* Sudah berapa lama rumah tersebut ditawarkan untuk dijual,

Jika sudah ditawarkan selama beberapa waktu lalu si penjual mungkin akan semakin ingin menjual rumahnya sehingga mungkin Anda lebih dapat menekan harga. Tanyakanlah kepada tetangga sekitar rumah mengenai pasaran harga rumah dikawasan tersebut, dari mereka mungkin saja dapat diketahui mengapa rumah tersebut mau dijual, sehingga dari informasi-informasi tersebut Anda akan mendapatkan harga beli yang terbaik untuk rumah tersebut.


Oleh: Mike Rini, Dikutip dari www.perencanakauangan.com

Kebutuhan Vs Keinginan

Oleh: Ahmad Gozali
powered by: Future, inc.
authorized partner of PT. Prudential Life Assurance
Hati-hati kalau Anda tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Karena kalau Anda tidak bisa membedakan yang mana itu yang masuk sebagai kebutuhan dan yang mana yang sebenarnya masuk sebagai keinginan, bisa-bisa Anda menjadi orang yang boros.

Dan boros ini bisa menjadi biang masalah dalam keuangan Anda. Dengan hidup boros, lama kelamaan bisa terjadi defisit. Pemasukan Anda sudah tidak mampu lagi membiayai pengeluaran yang terus membesar karena sifat boros. Dan kalau sudah defisit, seringkali mencari jalan keluar yang singkat yaitu dengan berhutang. Hutang, apalagi yang berbunga, bisa membuat Anda bangkrut. Dan bangkrut itu adalah akhir dari nasib keuangan Anda.

Karena tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, maka dengan ringannya Anda bisa mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli sesuatu. Padahal mungkin uang itu akan lebih bermanfaat kalau sekiranya digunakan untuk hal lainnya.

Tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan juga bisa membuat Anda tidak bisa menentukan dengan baik prioritas dalam melakukan pembelanjaan. Malah, bisa jadi Anda mengorbankan suatu kebutuhan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.

Apa sih bedanya antara kebutuhan dan keinginan?

Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan. Tapi sebagai panduan, seroang kawan saya memberi definisi berikut:

Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera.

Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak berkurang.

Itu kalau kita lihat dari segi kepuasan atau kesejahteraan seseorang. Tapi yang namanya kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Sedangkan saya sendiri berpendapat bahwa untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, harus dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.

Contoh sederhana,
makan adalah kebutuhan yang tidak terelakan. Bukan cuma manusia, setiap makhluk hidup butuh yang namanya makan. Makan akan memberikan tenaga dan kesehatan bagi manusia, maka makan makanan yang bergizi adalah kebutuhan kita semua.

Makanan memiliki fungsi utama sebagai sumber energi untuk tubuh. Sedangkan memberikan rasa enak adalah fungsi tambahan dari makanan. Maka makanan enak adalah keinginan, bukan kebutuhan. Tapi bukan berarti tidak boleh makan makanan yang enak-enak. Hanya saja kita perlu mempertimbangkan dulu apakah pengeluaran untuk makanan enak itu akan mengorbankan kebutuhan yang lain atau tidak.

Contoh lain,
Berpakaian adalah kebutuhan kita agar terlindung dari cuaca. Pakaian juga berfungsi untuk menjaga aurat yang musti kita jaga. Bagi sebagian orang mungkin memang dibutuhkan untuk berpakaian dengan jenis tertentu untuk kepantasannya, seperti memakai dasi atau jas. Tapi apakah perlu memakai pakaian yang bermerk dan mahal? Saya rasa pakaian bermerk dan mahal bukan lagi kebutuhan, tapi keinginan saja.

Rumah juga kebutuhan, tempat kita tinggal dan bernaung. Agar rumah bisa berfungsi dengan baik, rumah juga ditunjang dengan berbagai perlengkapan rumah tangga seperti televisi, kulkas, dan perabotan lainnya. Setiap alat dan perabotan itu memiliki fungsinya masing-masing. Selama itu digunakan sesuai dengan fungsinya, itu adalah kebutuhan. Tapi kalau sudah digunakan untuk "pamer", sekedar menunjukkan kepada tetangga bahwa kita pun mampu membeli seperti mereka. Saya rasa itu bukan lagi kebutuhan, itu hanya keinginan. Dan keinginan seperti ini sebaiknya tidak dituruti.

Standar kebutuhan dan keinginan bagi setiap orang bisa jadi berbeda. Tentunya sangat tergantung dari kondisi lingkungan, aktivitas harian, tuntutan pekerjaan/profesi dan sebagainya.

Bagi sebagian orang, mobil sudah merupakan kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya yang banyak di luar rumah dan sering bepergian, maka mobil adalah alat transportasi yang menjadi kebutuhan. Jika fungsi mobil adalah untuk alat transportasi, membawa kemana kita akan pergi.

Tapi seringkali kita punya keinginan untuk menambah berbagai macam aksesories mobil, bukan untuk menambah kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik.

Apalagi memiliki beberapa jenis mobil, padahal kita hanya bisa menggunakannya satu saja. Saya rasa itu sudah jelas keinginan, sama sekali bukan kebutuhan.

Kalau kita sudah bisa membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan maka kita bisa menentukan prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.

Tidak ada salahnya memang kita memenuhi keinginan kita untuk sekali-kali makan di restoran untuk merayakan sesuatu, atau memasang aksesori mobil agar lebih aman dan nyaman. Tapi ingat, jangan sampai hal iu mengorbankan kebutuhan kita yang lain yang lebih penting.

Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi kita tetap harus bijaksana, jangan sampai lupa akan kebutuhan di masa yang akan datang. Kita harus mempersiapkan dana pensiun kita agar bisa menikmati hari tua dengan tenang, kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak kita, dan itu semua adalah kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak sekarang.

Yang harus diingat adalah, jangan sampai memenuhi keinginan dengan mengabaikan kebutuhan. Dan jangan sampai melupakan bahwa kebutuhan tidak musti semua datang sekarang, karena masih ada kebutuhan untuk dipenuhi di masa depan. Sedangkan yang namanya keinginan manusia tidak akan pernah ada batasnya, nanti atau sekarang.

Jadi, buat apa memenuhi keinginan Anda sekarang tapi mengorbankan kebutuhan Anda dan keluarga di masa depan.


The Financial Tips
Dikutip dari www.perencanakeuangan.com

8 Aturan Emas dalam Berinvestasi


Sebuah tulisan di harian KOMPAS tanggal 15 April 2008 yang lalu menarik minat saya, pada halaman 33 yang membahas mengenai Manajemen Kekayaan (Liputan Khusus), Terdapat tulisan dengan judul PENGELOLAAN KEKAYAAN - Kaya karena Bisnis atau Warisan, pada bagian pembukaan tulisan tersebut dikatakan:

Ada pepatah yang mengatakan, ada tiga cara menjadi kaya, yaitu memperoleh warisan, menikah dengan orang kaya, dan bekerja lebih keras.

Mungkin saya bisa menambahkan cara ke-4 untuk menjadi kaya, yaitu dengan mengelola uang kita dengan baik. Salah satu cara mengelola uang kita adalah dengan berinvestasi. Dalam melakukan investasi terdapat beberapa aturan dasar yang harus kita ikuti agar investasi kita bisa memberikan hasil yang maksimal dan Insya Allah bisa menjadikan kita kaya :).

Ada 8 (delapan) aturan emas dalam berinvestasi:

1. Jangan menginvestasikan semua uang kita
Investasi adalah perencanaan jangka panjang yang hasilnya dapat dinikmati secara maksimal jika dibiarkan berkembang dalam rentang waktu yang cukup lama (diatas 10 tahun), oleh karena itu selalu miliki dana extra di rekening kita (bukan rekening investasi) untuk biaya kehidupan sehari-hari dan dana darurat.

2. Jangan meminjam uang untuk berinvestasi, kecuali bunganya sangat rendah
Kecuali bunga pinjaman sangat rendah, dan kita telah merencanakan dengan baik bagaimana kita membayar pinjaman kita. Jangan berhutang untuk berinvestasi.

3. Jangan menginvestasikan uang yang akan kita butuhkan dalam waktu dekat
Tahu kenapa? Karena hasil investasi ada untuk jangka waktu menengah - panjang.

4. Miliki financial advisor yang baik
Bagi yang awam dalam hal investasi pada instrumen keuangan (deposito, obligasi, saham, reksa dana, unit link dan sebagainya) sebaiknya memiliki penasihat keuangan yang baik, bisa memberikan anjuran yang sesuai dengan keadaan keuangan dan profil resiko investasi kita.

5. Berinvestasi secara rutin
Menambah nilai investasi secara rutin setiap waktu tertentu. Inilah cara membuat uang kita terus berkembang.

6. Berinvestasi di beberapa instrumen
Seperti kata pepatah yang umum di dunia investasi, jangan meletakkan telur pada satu keranjang. Karena jika satu keranjang berlubang/rusak, telur di keranjang yang lain masih utuh.

7. Jangan panik ketika hasil investasi tidak bagus
Sifat dasar manusia selalu menginginkan hasil yang cepat (instan), tapi sayangnya dalam berinvestasi hal ini adalah hal yang hampir mustahil terjadi. Investasi membutuhkan waktu yang panjang, 15 sampai dengan 20 tahun adalah waktu yang terbaik. Oleh karenanya, jangan panik ketika hasil investasi tidak bagus. Selain itu, hasil investasi bergantung pada banyak hal, seperti: keadaan politik dan isu-isu internasional.

8. Selalu berikan waktu investasi kita untuk berkembang
Waktu adalah sahabat para investor sejati. Sabar...

Dan, 1 (satu) aturan terpenting yang harus kita patuhi dalam berinvestasi, yaitu:
* Ikuti 8(delapan) aturan emas di atas


from www.alexwawo.com

Mengenali Jenis Investasi Anda


Tahukah Anda, Perbedaan Menabung dan Berinvestasi?

Sebelum mengetahui jenis-jenis investasi, sebaiknya Anda mengetahui dulu perbedaan antara menabung dan berinvestasi.

Menabung berarti menyisihkan uang Anda tanpa mengharapkan adanya kenaikan dari nilai uang yang Anda simpan. Dengan menabung di bank, setidaknya Anda tahu bahwa uang Anda akan lebih aman dibandingkan jika Anda menaruhnya di bawah bantal. Memang jika kita lihat sekilas, berbagai macam tabungan di bank menawarkan bunga tabungan sebesar 1-3% setahunnya. Akan tetapi, jika Anda perhatikan, setiap tahun harga-harga barang selalu naik dengan persentase yang jauh melebihi bunga tabungan Anda. Jika Anda sadar, sebenarnya uang Anda telah berkurang nilainya.

Sementara itu, berinvestasi berarti mengharapkan adanya kenaikan dari nilai uang Anda seiring dengan berjalannya waktu, sehingga akan memberikan keuntungan bagi Anda. Uang yang diharapkan memberikan akan bertambah nilainya itu disimpan dalam suatu bentuk kekayaan yang disebut dengan aset.

Jenis-Jenis Aset
Dalam berinvestasi, terdapat dua macam jenis aset, yaitu aset riil dan aset finansial, yang sama-sama dapat dipertimbangkan sebagai sarana investasi dalam rangka mencapai tujuan keuangan Anda. Dalam berinvestasi, Anda harus ingat bahwa selalu terdapat risiko akan kehilangan modal Anda. Oleh sebab itu, Anda harus mengetahui dengan benar aset-aset yang Anda pilih untuk berinvestasi.

Aset Riil Aset riil adalah aset yang memiliki wujud. Contohnya adalah tanah, rumah, emas, dan logam mulia lainnya. Berinvestasi pada aset riil merupakan hal yang umum dilakukan. Contohnya, Anda membeli rumah, dan kemudian menyewakannya sehingga mendapatkan pendapatan bulanan. Belum lagi ketika rumah itu selesai disewa dan harganya naik, Anda dapat menjualnya dan mendapatkan keuntungan. Anda akan mendapatkan banyak keuntungan dari berinvestasi di aset riil ini, karena meskipun harganya dapat naik-turun, tetapi dalam jangka panjang nilainya cenderung meningkat.

Aset Finansial Aset finansial merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana.

Instrumen pasar uang adalah surat utang jangka pendek yang kurang dari satu tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Sebagai imbalan, Anda sebagai pemberi utang akan mendapatkan sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda. Umumnya bunga ini akan dibayarkan pada akhir periode investasi.
Contoh dari instrumen pasar uang adalah deposito, Sertifikat Bank Indonesia dan promissory notes. Secara umum, instrumen pasar uang memiliki tingkat risiko investasi berupa gagal membayar nilai investasi dan bunga yang sangat rendah.

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Jangka waktu utang pada obligasi adalah lebih dari satu tahun. Obligasi diperdagangkan di pasar modal. Anda yang membeli obligasi akan mendapatkan imbalan berupa sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda, yang disebut dengan kupon. Kupon ini umumnya dibayarkan setiap 3 atau 6 bulan sekali dalam satu tahun,

Obligasi tingkat risiko investasi yang rendah, namun risikonya sedikit diatas instrumen pasar uang. Risiko terbesar yang dihadapi oleh Anda sebagai pemegang obligasi adalah adanya kemungkinan penerbit obligasi tidak dapat membayar kembali utangnya. Oleh sebab itu, terdapat lembaga pemeringkat yang memberikan peringkat terhadap obligasi yang dikeluarkan untuk mengetahui seberapa besar risiko gagal bayar obligasi tersebut.

Saham adalah tanda bukti kepemilikan seseorang atas sebuah perusahaan. Orang yang memiliki saham berhak atas pembagian keuntungan yang didapatkan perusahaan tersebut, yang disebut dengan dividen, sesuai dengan persentase kepemilikannya di perusahaan tersebut. Selain itu, harga saham sebuah perusahaan akan bergerak mengikuti kinerja perusahaan tersebut.
Jika perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, maka harga sahamnya akan ikut naik sehingga pemegang saham akan mendapatkan keuntungan jika menjual sahamnya. Saham juga diperdagangkan di pasar modal dan memiliki tingkat risiko investasi yang tinggi, karena terdapat risiko kebangkrutan perusahaan sehingga uang Anda dapat hilang.

Dalam berinvestasi di saham, Anda harus mengetahui apakah perusahaan tersebut benar-benar memiliki kinerja yang baik. Anda harus melakukan analisis berdasarkan laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, kondisi ekonomi negara, dan hal-hal lainnya yang cukup menyita waktu Anda. Namun tentunya hal ini sebanding dengan potensi keuntungan yang didapatkan.

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi untuk kemudian diinvestasikan ke aset finansial lainnya. Dana tersebut disimpan di bank penyimpanan yang disebut dengan bank kustodian.

Reksa dana merupakan solusi bagi orang yang ingin berinvestasi dalam banyak aset namun memiliki dana yang terbatas. Hal ini dimungkinkan karena dana yang dihimpun dari banyak pihak cukup besar untuk kemudian dapat diinvestasikan pada saham, obligasi dan instrumen pasar uang sesuai dengan kebijakan dari Manajer Investasi.

Selain itu, reksa dana juga merupakan solusi bagi Anda yang memilii keterbatasan dalam pengetahuan dan informasi dalam melakukan analisis investasi, serta bagi Anda yang tidak memiliki cukup waktu untuk mengawasi pergerakan harian saham dan obligasi Anda.

Unit link investasi jenis ini sangat cocok untuk orang-orang yang ingin berinvestasi sekaligus memiliki proteksi asuransi untuk melindungi aset-asetnya. Terkadang beberapa orang tidak punya cukup resource (baca : dana), waktu dan pengetahuan yang cukup untuk menjalankan investasi sendiri, jadi biarkan manajer investasi yang melakukanny auntuk Anda. Sederhana bukan? sangat cocok untuk Anda yang sibuk di kantor dan tidak punya waktu untuk mengurus semua hal bersamaan.

Memilih Jenis Investasi yang Sesuai Dengan Kebutuhan Anda
Setelah mempelajari jenis-jenis investasi di atas, langkah yang harus Anda lakukan adalah mengetahui manfaat dari semua jenis investasi tersebut. Setiap jenis investasi memiliki beberapa karakteristik tersendiri, yaitu potensi imbal hasil yang didapatkan, tingkat risiko investasi, jangka waktu investasi ideal, kemudahan untuk mencairkan investasi, dan jumlah modal yang dibutuhkan.

Dari segi kemudahan untuk mencairkan hasil investasi, aset finansiaI lebih mudah untuk dijual dibandingkan dengan aset riil. Sedangkan dari segi jangka waktu investasi, investasi pada aset riil maupun aset finansial dibagi 3 sesuai dengan kebutuhan Anda.

Untuk kebutuhan jangka panjang Anda, saham dan properti merupakan jenis investasi yang sesuai karena memberikan potensi pertumbuhan hasil investasi yang tinggi. Obligasi merupakan investasi yang sesuai untuk kebutuhan jangka menengah Anda karena memberikan kupon secara berkala. Sedangkan, untuk investasi jangka pendek, produk bank seperti tabungan adalah produk keuangan yang paling sesuai.

Setelah Anda memahami manfaat dari masing-masing jenis investasi, pilihlah yang paling sesuai dengan jangka waktu kebutuhan keuangan Anda. Selain itu, Anda harus mempertimbangkan kriteria-kriteria lainnya sehingga Anda mantap untuk melakukan investasi.

Taken from www.danareksaonline.com

Mengenal Inflasi



Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi pada bulan Juni adalah sebesar 2,46 persen. Sementara nilai inflasi year on year adalah 11,03 persen.

1. Mengenal istilah inflasi

Secara sederhana, inflasi berarti Anda harus membayar lebih mahal untuk barang yang hendak Anda beli. Misalkan inflasi bahan bakar premium adalah 33,33 persen, maka harga yang harus Anda bayar untuk setiap liter premium meningkat, dari harga lama Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,-.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah berapa besar nilai inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat.

2. Bersiaplah menghadapi inflasi

Inflasi berpengaruh terhadap semua barang yang Anda butuhkan: makanan,
pakaian, perumahan, air, listrik, gas, kesehatan, pendidikan, rekreasi, transportasi dan lain-lain. Oleh karena itu Anda harus mempersiapkan diri Anda terhadap inflasi.

Bagaimana caranya? Misalkan Anda hendak menyiapkan dana pendidikan untuk anak Anda yang hendak duduk di bangku kuliah dalam waktu 3 tahun mendatang. Misalkan biaya masuk kuliah pada tahun ini adalah Rp. 30.000.000,-, maka Anda dapat memperkirakan bahwa dalam waktu 3 tahun mendatang biaya masuk kuliah akan meningkat menjadi
Rp. 39.930.000,- (asumsi inflasi 10% per tahun).

Dengan perkiraan biaya masuk kuliah di masa mendatang, maka jumlah uang yang harus Anda siapkan adalah Rp. 39.930.000,-. Bila Anda tidak memperkirakan inflasi dan hanya menyiapkan Rp. 30.000.000,-, maka Anda akan kekurangan 10 juta pada saat hendak membayar biaya masuk kuliah anak Anda.

3. Nilai tabungan Anda digerogoti oleh inflasi

Anda juga perlu mengingat bahwa setiap sen yang Anda simpan, daya belinya selalu digerogoti oleh inflasi. Misalkan saja Anda menyimpan Rp. 1.000.000,- sekarang. Kita ambil contoh harga nasi goreng sekarang adalah Rp. 10.000,-. Artinya dengan seluruh tabungan Anda, pada saat ini Anda dapat membeli nasi goreng sebanyak 100 piring.

Dalam waktu 3 tahun mendatang harga nasi goreng sudah naik menjadi Rp. 13.000,- karena inflasi. Asumsi tabungan Anda tidak dipotong oleh biaya administrasi dan tidak mendapatkan bunga, maka dengan total nilai tabungan Rp. 1.000.000,- Anda hanya dapat membeli nasi goreng sebanyak 77 piring. Terjadi penurunan daya beli tabungan Anda sebanyak 23 piring nasi goreng. Hal ini adalah akibat dari inflasi.

Oleh karena itu, bila Anda ingin menabung untuk jangka waktu panjang maka lebih baik Anda membeli produk investasi yang hasilnya lebih tinggi dari inflasi. Misalnya adalah reksadana saham.

Regards,
The Financial Tips
from www.keuanganpribadi.com

Uang Saku, Perlu Nggak Sih?

Oleh: Safir Senduk



Tidak semua orangtua membekali putra-putrinya dengan uang saku. Sering saya temui, para ibu tidak begitu suka memberi uang saku ke anaknya yang duduk di kelas 1 SD. Mereka lebih suka membekali buah hatinya dengan makanan dari rumah. Kebiasaan ini kadang-kadang berlanjut hingga si anak kelas 5 SD.

Sebaliknya, beberapa orangtua lain ada yang memang memberikan uang saku. Dengan pertimbangan, agar si anak bisa mengelola uang dan mengambil keputusan sendiri. Selain itu, dengan diberi uang saku, orangtua tak perlu lagi pusing memikirkan jajanan si anak.

Sebetulnya, perlu enggak sih memberikan uang saku ke anak? Jujur, kalau saya bilang: PERLU. Memang sih, beberapa diantara Anda mungkin banyak yang merasa bahwa anak usia - katakan - 7 tahun misalnya, belum perlu dikasih uang saku. Nanti takutnya dia boros. Tapi, percaya enggak, kalau Anda menunda, cepat atau lambat anak Anda, toh, harus tetap pegang uang sendiri.

Jadi, kalau Anda memberikannya uang saku, sebetulnya sudut pandangnya adalah agar Anda bisa memberikan pembelajaran buat si anak. Jangan takut si anak boros. Kalau saya bilang, justru bagus kalau dia boros sekarang, daripada borosnya nanti ketika sudah beranjak remaja? Ya, kan?

SEJAK KAPAN?
Sekarang, sejak kapan uang saku bisa mulai diberikan kepada anak? Jawab saya sederhana: berikan sejak si anak sudah mulai Anda tinggal sendiri di sekolah. Ini berarti, uang saku sudah bisa diberikan ketika Anda sudah tidak lagi menunggui anak Anda ketika dia belajar di sekolah. Kenapa? Karena ketika Anda tidak lagi menungguinya di sekolah, di saat itulah dia mulai belajar untuk mandiri. Kalau tadinya dia terbiasa minta tolong kepada Anda setiap kali dia merasa mendapat kesulitan, karena sekarang Anda sudah tak ada lagi di sampingnya, mau tidak mau mereka jadi belajar mengerjakannya sendiri. Dengan meninggalkanya di sekolah, Anda sebetulnya sudah mengajarkannya untuk mulai belajar mandiri.

Nah, ketika Anda mulai mengajarkannya untuk mandiri dengan meninggalkannya di sekolah, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan memberikan dia bekal agar bisa 'hidup' di sekolah. Uang saku yang Anda berikan adalah bekal itu. Sekarang, kapan biasanya orang tua mulai meninggalkan anaknya di sekolah dan tidak lagi ditunggui? Hampir semua ibu memberikan jawaban yang seragam, sekitar kelas 1 hingga 3 SD. Jadi, saat itulah si anak sudah mulai bisa Anda berikan uang saku agar ia bisa belajar mengelola uangnya sendiri sejak ia kecil.

SEBERAPA BESAR?
Pertanyaan klasik yang mungkin timbul, berapa besar uang saku yang pas yang bisa diberikan? Sekarang begini saja deh: biasanya kalau si anak ditinggal sendiri di sekolah, apa sih yang dia butuhkan untuk dia bayar? Jelas, transport pulang pergi dari dan ke sekolah (kalau dia sudah Anda tinggal juga dan tidak lagi diantar jemput), makan di sekolah (kalau dia tidak Anda bawakan makanan dari rumah), dan jajan hal-hal yang biasanya dibeli oleh anak SD, seperti mainan yang biasanya dijual oleh para pedagang di luar sekolah, atau buku-buku yang dijual di sebuah kios di sekolah.

Jadi, jawabannya jelas, yaitu uang Saku tersebut haruslah mencukupi untuk si anak bisa membayar uang transport, makan di luar, serta buku atau mainan yang ingin dia beli. Jangan lupa, untuk dua pos yang terakhir, yaitu buku atau mainan, biasanya sih hal itu sangat bergantung dari usia anak. Makin tua usia anak Anda, biasanya bisa jadi makin mahal juga keinginannya.

Sebetulnya, tidak ada uang saku yang sama persis dan ideal untuk setiap anak di Indonesia ini, karena hal itu akan sangat bergantung pada:
" Berapa usia anak Anda (uang saku untuk anak usia 9 tahun dan 12 tahun pasti berbeda),
" Seberapa jauh rumah Anda dengan sekolah si anak (makin dekat, biasanya makin murah pula biaya tranportnya)
" Di kota mana anak Anda tinggal (anak yang di Yogya beda dengan anak yang tinggal di Bogor atau di Jakarta).

BAGAIMANA MELATIHNYA?
Pertama-tama, yang diinginkan orangtua tentu saja agar anaknya tidak boros dalam mengelola uang saku. Tapi, seringkali hal itu nggak bisa langsung terjadi karena bisa saja untuk minggu-minggu pertama anak Anda mungkin akan boros. Biasa, bisa jadi dia kaget karena baru pertama kali dikasih uang untuk dikelola secara harian. Tapi ingat, kadang boros bisa menjadi sarana yang baik untuk anak belajar. Karena pengalaman yang dialami sendiri oleh si anak biasanya akan lebih tertanam di hati anak dibanding kata-kata yang Anda berikan. Betul, bukan?

Sekarang, bagaimana cara melatih anak agar tidak boros?
" Ajarkan membuat prioritas.
Anak perlu diajar untuk membelanjakan uang saku menurut prioritasnya, Apa sih prioritas dalam penggunaan uang saku? Jelas, untuk membayar transportasi, dan makan selama di sekolah. Buku (di luar buku sekolah) dan mainan bisa menyusul. Dengan mengajarkan anak apa yang menjadi prioritas, maka bisa diharapkan sampai dewasa nanti si anak akan terus mendahulukan apa yang menjadi prioritas untuk dibelanjakan.

" Ajarkan anak bedanya butuh dan ingin
Coba juga mengajarkan anak agar ia bisa membedakan mana barang-barang yang benar-benar dia butuhkan untuk dia beli terlebih dahulu, dan mana barang-barang yang sebetulnya hanya diinginkan, untuk bisa dia beli atau ditunda kalau memang belum terlalu butuh. Memang, mengajarkan anak tentang perbedaan antara butuh dan ingin sama sekali tak gampang. Tapi kalau Anda bisa berhasil, wah, sampai dewasa pasti anak Anda bisa dengan mudah membedakan mana yang butuh dan mana yang ingin.

" Beritahu bahwa uang saku tidak selalu harus dihabiskan
Ya, kasih tahu juga sama anak bahwa yang namanya uang saku tidak selalu harus dihabiskan. Ada saatnya uang saku harus ditabung. Pertama-tama, Anda bisa mengajarkan si anak untuk memakai celengan. Setelah jumlahnya agak banyak, uang itu bisa dipindahkan ke tabungan di bank. Yang penting, ajarkan anak untuk selalu berpikir bahwa uang saku tidak harus selalu dihabiskan.

Nah, bapak ibu, mudah-mudahan sudah cukup jelas ya tentang seluk-beluk uang saku ini.

Salam.
Gusnul
The Financial Tips

Empat Alasan Orang Menunda Mempersiapkan Dana Masa Depan...

Dikutip dari buku karangan Safir Senduk 'Siapa Bilang jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya'
Penerbit Elex Media Komputindo.


Ada empat alasan orang menunda untuk mempersiapkan dana masa depan, yaitu:

1. Merasa Belum Urgent Toh Masih Lama
Banyak orang yang tidak mau mempersiapkan dana yang akan dipergunakan di masa mendatang, toh masa itu masih lama, Jadi belum urgent untuk dipersiapkan sekarang.
Sebagai contoh, anak Ade Candra yang umurnya masih 5 tahun...Mungkin Ade Candra belum merasa perlu untuk menyiapkan dana kuliahnya pada saat usianya 17 tahun nanti, toh masih ada waktu 12 tahun lagi.

Justru karena kita masih punya waktu 12 tahun lagi, kita bisa menyisihkan uangnya sedikit-sedikit saja dari sekarang. Sebagai informasi, kalau kita terlambat mempersiapkan dana tersebut dan baru mempersiapkannya ketika umur anak kita sudah 14 tahun, maka kita hanya punya waktu 3 tahun untuk mempersiapkannya...Kebayang kan betapa berat beban kita nanti untuk menyiapkan dana tersebut hanya dalam waktu 3 tahun...


2. Merasa Tidak Perlu Lagi, toh Sekarang Sudah Punya Cukup Dana
Ada sebuah cerita nyata dari sebuah seminar keuangan yang dipandu Safir Senduk di Bandung. Seorang wanita tiba-tiba maju untuk sharing...

"Pak Safir, saya pengusaha dengan dua orang anak, beberapa tahun lalu saya baru memasukkan anak pertama saya ke SD dengan biaya sendiri, dan pada saat itu saya masih meremehkan arti sebuah persiapan, maklumlah bisnis saya sedang bagus-bagusnya saat itu..."

"Lantas ada teman yang menawari saya produk asuransi pendidikan, saya pikir waktu itu buat apa saya ambil produk semacam itu, toh dana saya masih cukup untuk membiayai sekolah anak saya yang kedua nanti. Namun karena kasihan pada teman saya itu yang terus mondar mandir menawari saya, akhirnya saya ambil juga produk yang dia tawarkan...:) "

Para peserta seminar mulai terdiam menunggu klimaks dari cerita ini...

"Tahu nggak? Ketika anak kedua saya mau masuk SD, bisnis saya agak terguncang...Toko yang selama ini laris terpaksa harus ditutup karena kami digusur oleh pemilik gedung. Akhirnya, justru asuransi pendidikan itulah yang menyelamatkan sekolah anak saya. Wah saya pikir waktu itu saya ambil karena kasihan, eh sekarang saya yang harus dikasihani karena toko saya ditutup.

Intinya adalah jangan terlena dengan kekayaan atau dana yang telah kita miliki sekarang. Bagaimanapun itu bukanlah jaminan kita bisa membayar pengeluaran di masa mendatang. Jaminan kita adalah berapa besar jumlah yang kita sisihkan hari ini untuk pengeluaran masa mendatang...

3. Merasa Sudah Tidak Perlu Lagi, toh Penghasilan Sekarang Sudah Besar
Karier tinggi dengan gaji besar membuat orang merasa nyaman. Belum tentu ! Penghasilan besar yang kita miliki sekarang bukan jaminan bahwa di masa mendatang penghasilan kita akan lebih besar lagi...PHK, resesi ekonomi, perampingan perusahaan besar-besaran, pengambilalihan perusahaan oleh pihak lain bisa membuat penghasilan kita tidak bertambah atau bahkan berkurang dari penghasilan yang sekarang.

Jadi jangan andalkan penghasilan kita yang sudah cukup besar sekarang, lebih baik kita sisihkan sebagian untuk pengeluaran masa mendatang.

4. Pasrah, Biarkan Saja Hidup ini Mengalir Seperti Air, Nanti Pasti Akan Ada Jalannya
Ini alasan paling antik yang sering terdengar dari ratusan orang. Persiapan? Aaah, gak usahlah. Biarkan saja hidup mengalir seperti air, nanti juga ada uangnya. Air memang mengalir, tapi kita kan bukan air. Kita manusia yang mempunyai hak untuk menentukan kemana kita kita dan keluarga kita akan kita bawa mengalir.

Banyak sekali kita lihat "orang-orang air" ini menyesal ketika waktunya tida, ketika usianya 40 - 50 tahun dan mereka tidak bisa menunaikan ibadah haji seperti yang mereka harapkan, pensiun layak seperti yang mereka inginkan, dan ironisnya mereka sadar bahwa umur mereka tidak bisa diulang untuk mendapatkan kesempatan memperbaiki semuanya.

Kesimpulannya air memang mengalir, namun kita yang tentukan arah aliran kita sendiri. Masa iya kalo airnya ke got kita mau ngikut, sebisa mungkin kita hindari kan? Namun setelah berusaha ternyata masuk ke got juga, barulah kita boleh pasrah karena itu sudah kehendak Yang Maha Berkehendak...

Salam Sukses
The Financial Tips

Biaya Investasi


Saat ini tidak bisa dipungkiri, unit link menjadi salah satu alternatif investasi yang paling disukai oleh para investor, terlepas dari profil investor tersebut dan terlepas pula dari penurunan nilai aktiva bersih unit link akhir-akhir ini. Karena biar bagaimanapun, jangka waktu investasi yang lebih panjang akan jauh lebih menguntungkan daripada hanya mengambil keuntungan jangka pendek,apalagi ingin untung dalam hitungan 3-4 bulan.

Faktor biaya menjadi pertimbangan para investor selain faktor return/hasil didalam berinvestasi pada unit link. Tapi apa betul faktor biaya perlu menjadi acuan sebelum mengambil unit link?

Salah besar jika anda menganggap biaya merupakan hambatan dalam hasil investasi,karena semua instrumen investasi yang ada,pasti memiliki faktor biaya. Sebut saja jika anda berinvestasi di sektor properti,ada biaya perijinan, pajak, fee broker, dll. Atau jika anda berinvestasi pada deposito, ada biaya bank,biaya administrasi,biaya pajak, denda, dll.

Dalam bukunya 'Guide to Investing', Robert T Kyosaki mengatakan bahwa seseorang yang menganggap biaya investasi sebagai beban adalah suatu kesalahan yang justru dapat menghambat investasinya. Orang tersebut hanya melihat besarnya nilai investasi bersih (dengan minimal biaya), mereka tidak melihat berapa besar investasi tersebut tumbuh.

Contoh, bapak Budi berinvestasi pada produk ABC sebesar Rp.100 juta,dengan biaya 3% dan menghasilkan pertumbuhan 15%, sedangkan bapak Anto berinvestasi pada produk XYZ dengan biaya 5% tetapi menghasilkan pertumbuhan 25%. Maka jika anda sependapat dengan bapak Budi,berarti anda berpikir seperti 'ayah miskin' bukan 'ayah kaya' karena secara riil, bapak Anto akan mendapat hasil 20% atau 8% lebih tinggi dibanding bapak Budi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat William J O'Neil, pendiri Investor's Business Daily dalam bukunya 'How to Make Money in Stocks' mengatakan ada 19 kesalahan investor dalam melakukan investasi yang harus dihindari. Dan kesalahan ke-13 adalah: Terlalu takut pada biaya dan pajak. Ketakutan yang berlebihan pada biaya dan pajak akan mengarah pada munculnya kekeliruan dalam keputusan berinvestasi karena berpegang pada harapan dapat meminimalkan biaya dan pajak. Banyak pula investor yang mengkambing hitamkan biaya dan pajak ini sebagai penyebab ketidak mampuan mereka mengambil langkah jual atau beli, padahal masalah sebenarnya adalah diri mereka sendiri. Dan harap pula diingat, biaya dan pajak, dapat pula berubah sewaktu-waktu,apakah karena kebijakan perusahaan atau pemerintah.

Maka, apa yang perlu kita lakukan untuk memperbaiki keadaan diatas?

1. Rubah paradigma kita. Saat ini para investor masih membandingkan antara instrumen investasi dengan menabung atau instrumen perbankan. Yang perlu anda perhatikan adalah: Jika anda menabung maka biaya-biaya yang muncul akan memotong hasil pertumbuhan investasi atau bunga anda,bukan nilai pokok tabungan anda. Sedangkan, jika anda berinvestasi pada instrumen investasi,maka biaya akan memotong nilai pokok investasi anda, tetapi ingat, return/pertumbuhan yang dihasilkan bisa melebihi bunga pada bank. Itu sebabnya, hal ini sering dilupakan para investor,sehingga mereka merasa takut jika nilai investasinya dipotong didepan/ diakhir.

2. No free lunch Ini adalah pepatah bijak dalam industri keuangan dan bisnis, yang berarti tidak sesuatu yang gratis dalam industri keuangan dan bisnis, apalagi investasi, untuk itu sangatlah tidak bijak jika anda ingin untung tanpa ada biaya-biaya didalamnya.

3. High Risk + High Control = High Return Instilah high risk high return sering kita dengan, tetapi ada istilah baru yaitu high control, apa artinya? Salah satu kontrol yang baik adalah dengan kita memperhatikan unsur biaya dalam investasi. Biaya tidak mungkin dihindari tetapi masih dapat disikapi, maksudnya jika anda ingin berinvestasi untuk mendapatkan hasil sebesar 15% maka anda sebaiknya mencari instrumen investasi yang memberikan return/hasil minimal 20% karena investasi anda akan tetap menghasilkan return yang diharapkan walaupun sudah dipotong biaya sekalipun (mis, biaya investasi 5%).

Nah,dari ketiga poin diatas, janganlah ragu dalam melakukan investasi, selama anda merasa telah melakukan analisa investasi dengan baik dan yakin,maka biaya investasi bukan merupakan beban bagi anda tetapi merupakan tantangan untuk menghasilkan return yang diharapkan.

Biaya investasi?
so what gitu loch...

Selamat berinvestasi
The Financial Tips
Dikutip dari Tulisan Johannes PM di Milis SSR-Klub

Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire


Minggu lalu saya berada di New York City, tepatnya Manhattan, yang jaraknya kurang lebih 2500 mil dari kediaman saya di San Francisco Bay Area. Seorang "mogul" alias pengusaha kelas kakap yang berteman dekat dengan Donald Trump memanggil saya untuk membantunya dalam
mendirikan divisi baru institusi pendidikannya yang sudah mendunia. Sebutlah namanya Mr. JC.

Sebagai seorang konsultan yang sering mendengar nama Mr. JC ini disebut-sebut, tentu saja saya sangat girang ketika dikontak oleh asistennya untuk mengunjungi Si Mogul ini untuk business meeting. Dengan harap-harap cemas saya mempersiapkan segala sesuatunya agar
presentasi saya nanti tidak memalukan. Namanya saja berbisnis dengan seorang pengusaha kelas kakap. Siapalah saya ini di matanya.

Ternyata, di luar dugaan saya, Mr. JC sangat ramah dan informal. Kecerdasannya tampak jelas dari "being comfortable in his own skin." Ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, tidak ada unsur intimidasi maupun berusaha tampak lebih cerdik daripada lawan bicaranya. Sungguh
saya sangat terkesan.

Selama kurang lebih 6 jam perjalanan pulang di pesawat, saya banyak merenungkan pertemuan ini, terutama mengenai kepribadian Mr. JC yang sangat menawan. Otak saya yang gemar melakukan studi komparasi kembali bekerja. Satu per satu wajah orang-orang sukses muncul di
benak saya. Wah, ternyata banyak sekali kemiripan sifat dan perilaku mereka dengan Mr. JC, yang tampaknya sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat dan perilaku mereka yang kurang berhasil.

Sepuluh unsur kepribadian seorang billionaire yang saya sarikan berdasarkan komunikasi dan pergaulan pribadi dengan para billionaies dan beberapa pengusaha sukses adalah sebagai berikut:

Satu:
Keberanian untuk berinisiatif.
Di sinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka selalu punya ide-ide jenial. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real Estate, kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu sekarang sudah membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti
belaka. Ada boneka Donald, ada seri TV The Apprentice, ada online university TrumpUniversity.com, bahkan ada t-shirt "You're Fired" dan buku-buku best-sellernya. Semua berangkat dari inisiatif belaka, yang bisa kita pelajari dan tiru.

Dua:
Tepat waktu.
Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup kita, yaitu waktu. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap
waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan partner bisnis.

Tiga:
Senang melayani dan memberi.
Seorang billionaire pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling
tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan terus membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.

Empat:
Membuka diri terlebih dahulu.
Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri? Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini
adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para partner bisnis sejati.
(Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)

Lima:
Senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan para
partner bisnis.
Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald Trump dan Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat loyal sehingga mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an island," kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses semakin terbuka lebar.

Enam:
Senang mempelajari hal-hal baru.
Kembali kita mengambil contoh Pak Trump yang baru saja membuka online university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang profesor? Jelas tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-hal baru.

Tujuh:
Jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.
Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good days and great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Jangan sekali-kali mengeluh di dalam bisnis, walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa?
Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).

Delapan:
Berani menanggung resiko.
Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun
hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari kan?

Sembilan:
Tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap
saat).
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan
kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.

Sepuluh:
"Comfortable in their own skin" alias nyaman dengan diri sendiri tanpa perlu berusaha menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih" dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karen mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri.

Apakah Anda mempunyai kepribadian seorang billionaire? Hanya Anda yang bisa menjawab. Salam sukses, sampai bertemu di puncak gunung kesuksesan.[]

Sumber: Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire oleh Jennie S. Bev.
Jennie S. Bev adalah konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator berbasis di San Francisco Bay Area. Baca perjuangan dan prestasinya di JennieSBev.com.

Tips Investasi Reksadana


Mungkin Anda telah melihat sebuah iklan reksadana baik di koran, televisi maupun media cetak yang jor-joran mempromosikan reksadananya, apalagi dengan janji investasi Anda akan tumbuh...tumbuh...dan tumbuh. Apakah benar kalau investasi di reksadana pasti menghasilkan untung? Dan apakah tidak ada resiko dalam berinvestasi di reksadana? Ada baiknya sebelum memutuskan untuk memberikan uang kita pada manajer investasi yang mengelola reksadana, kita simak beberapa hal berikut yang perlu kita ketahui.

1. Tidak ada jaminan keuntungan
Kecuali reksadana pasar uang, reksadana lainnya mempunyai resiko menyusutnya nilai investasi akibat perubahan harga pasar, dan secanggih apapun manajer investasi mustahil menghindar dari resiko ini. Apabila ada yang menjanjikan keuntungan tetap dari investasi pada saham dan obligasi, hal tersebut bohong belaka..! Sebab hanya instrumen pasar uang (deposito, SBI) yang menjamin modal dan tingkat pengembalian yang pasti.

2. Kinerja masa lalu bukan jaminan untuk masa mendatang
Pernyataan ini selalu muncul disetiap prospektus reksadana. Sangat jarang suatu reksadana yang mencatat prestasi spektakuler pada suatu periode mengulanginya kembali pada periode berikutnya. Jadi penyataan diatas benar adanya.

3. Investasi merupakan kerjasama Ade Candra dengan manajer investasi
Jangan terlalu cepat menghakimi manajer investasi Anda karena kinerja jangka pendek semata. Manajer investasi tidak akan bisa memberikan prestasi jika Anda tidak tetap bersamanya untuk jangka panjang dan memberikan kesempatan untuk menunjukkan prestasinya.

4. Realistis
Manajer investasi Anda bukan tukang sulap yang selalu akan membuat uang untuk Anda. Kinerja mereka sangat tergantung pada kondisi pasar tempat mereka berinvestasi seperti yang tercantum pada prospektus. Jadi.., realistislah, mereka sudah pasti tidak akan bisa memberi Anda keuntungan ketika pasar turun sampai 20%.

5. Review Prospektus Reksadana
Sebelum memutuskan berinvestasi reksadana, bacalah prospektus-nya dan perhatikan hal berikut :

Tujuan Investasi
. Perhatikan tujuan investasi dan kebijakan investasi. Pastikan tujuan dan kebijakan investasi mereka cocok dengan kriteria investasi yang Anda inginkan.

Fees. Pastikan Anda tidak membayar fee yang terlalu tinggi untuk jasa investasi. Apalagi untuk selling fee, sebab selling fee merupakan fee yang dibayarkan kepada agen penjual reksadana yang tidak akan memberi keuntungan apa-apa atas duit Anda.

Resiko. Perhatikan resiko yang mempengaruhi kinerja reksadana tersebut.

Stock Split dan Reverse Stock Split. Sering kita dengar perusahaan publik menyatakan akan melakukan stock split atau memecah jumlah sahamnya, apakah pengertian dan tujuannya? Dan apa lagi yang dimaksud dengan reverse stock split itu? Dibawah ini kami akan menjelaskan pengertian dari stock split dan reverse stock split dalam dua artikel terpisah.

Stock split. Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action yang dilakukan emiten, dengan cara memecah jumlah sahamnya (split) menjadi lebih banyak. Hal ini akan secara otomatis juga memecah harga saham, baik harga nominal dan harga pasar. Perbandingan stock split pada umumnya, 1 : 2, 1 : 5, 1 : 3 dsb. Ilustrasi dari stock split seperti ini, misalkan ; sebelum split: perusahaan A memiliki 5 juta lembar saham dengan harga nominal Rp 1000. Pada saat perusahaan mengumumkan akan melakukan stock split 1 : 2, harga saham di market menunjukkan harga Rp 2000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki 10 juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga nominal Rp 500 (Rp 1000/2) sedangkan harga pasar menjadi Rp 1000 (Rp 2000/2).

Dampak bagi investor :
Andaikata Anda sebagai investor perusahaan A memiliki 5.000 saham sebelum split, maka nilai investasi Anda di perusahaan A sebesar Rp 10 juta (5000 x Rp 2000). Sesudah split, Anda akan memiliki 10.000 lembar saham A dengan harga Rp 1000 sehingga total nilai investasi Anda Rp 10 juta (10.000 x Rp1000), atau dengan kata lain stock split tidak membawa perubahan pada nilai investasi Anda.

Alasan perusahaan melakukan stock split :
Agar sahamnya lebih attractive bagi investor. Karena secara psikologis, investor lebih tertarik membeli saham yang harganya lebih murah. Dengan semakin banyak investor tertarik pada saham ini, kemungkinan harga akan naik lebih besar, walaupun tidak ada jaminan untuk itu.

Jumlah saham beredar menjadi lebih banyak sehingga relatif lebih marketable dan likuid.

Tanggal penting yang perlu diperhatikan:
Tanggal manajemen mengumumkan merencanakan stock split
Tanggal saat RUPS menyetujui stock split
Tanggal pencatatan

Mengukur PDB
Satu metode untuk mengukur besarnya Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari perekonomian suatu negara adalah dengan menggunakan expenditure approach. Melalui metode ini, PDB dihitung dengan menjumlahkan seluruh pembelian (pengeluaran) terhadap seluruh barang dan jasa yang diproduksi selama periode tertentu. Perhitungan dengan metode ini dapat dijabarkan melalui rumus:

Y = C + I + G + (X-M)

Y yang adalah PDB itu sendiri, merupakan ukuran dari seluruh output yang dihasilkan perekonomian (aggregate output) ataupun pendapatan yang dihasilkan perekonomian (aggregate income).

C (Consumption) merupakan jumlah konsumsi atau pembelian yang dilakukan oleh rumah tangga terhadap barang ataupun jasa. Biasanya konsumsi merupakan komponen terbesar dari PDB
I (Investment) merupakan investasi yang dilakukan oleh sektor swasta yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dari perekonomian di masa depan. Termasuk di dalamnya adalah investasi dalam barang modal (seperti mesin dan pabrik) termasuk beban untuk penggantian (replacement cost) dan investasi dalam persediaan (inventories).

G (Government) yaitu konsumsi ataupun investasi yang dilakukan oleh pemerintah.

X-M (Export - Import) merupakan jumlah barang dan jasa yang diekspor dikurangi impor. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan angka produksi domestik.


Financial Leverage
Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan dapat digunakan untuk mengangkat kinerja perusahaan tersebut. Hal inilah yang disebut sebagai financial leverage. Apa maksudnya? Dan apa resikonya? Perusahaan dibentuk dengan modal saham dari pemilik perusahaan. Tingkat imbal hasil bagi pemodal saham atas investasinya dalam perusahaan ini dapat dihitung dengan rasio Return on Equity dengan rumus:

ROE = Laba Bersih / Ekuitas

Apabila perusahaan juga menggunakan utang sebagai sumber pendanaan maka pemegang saham memperoleh manfaat atas peningkatan imbal hasil. Bagaimana caranya? Untuk gampangnya, kita misalkan ada dua perusahaan ABC dan XYZ dengan jumlah aset dan laba bersih yang sama masing-masing Rp 100 juta dan Rp 20 juta. Perbedaannya adalah ABC hanya menggunakan pembiayaan dari modal investornya Rp 75 juta, sedangkan XYZ menggunakan pembiayaan dari modal investor Rp 40 juta dan dari dana pinjaman Rp 35 juta.

Agar contoh ini mendekati praktek yang sebenarnya, kita perlu mengurangi laba bersih XYZ dengan beban bunga yang timbul atas utang yang pakai. Misalkan tingkat suku bunganya adalah 20%, maka XYZ akan memiliki beban bunga sebesar Rp 7 juta. Dengan demikian XYZ seharusnya memperoleh laba bersih Rp 13 juta

Maka kita dapatkan bahwa XYZ mempunyai ROE sebesar 32.5% (Rp 13 juta dibagi Rp 40 juta). Angka ini jauh lebih besar dari pada ROE ABC yang hanya sebesar 27% (Rp 20 juta dibagi Rp 75 juta). Di sini terlihat bahwa XYZ memanfaatkan dana pinjaman untuk menghasilkan laba bagi para investor XYZ.

Namun perlu dicatat bahwa financial leverage mirip pisau bermata dua. Selain meningkatkan pengembalian bagi investor, juga meningkatkan resiko keuangan (financial risk) perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan akan terbebani bunga pinjaman yang pada akhirnya dapat membebani laba bersih dan arus kas perusahaan. Dan jika utang semakin bertambah, para kreditor (yang meminjamkan) akan menerapkan tingkat bunga yang lebih tinggi lagi untuk mengkompensasi naiknya resiko keuangan.

Untuk mengetahui seberapa besar perusahaan memiliki financial risk, kita dapat menggunakan ukuran Debt to Equity Ratio yang membagi jumlah utang dengan ekuitas pemilik. Tidak ada batasan pasti berapa D/E yang aman, tapi untuk yang konservatif biasanya D/E yang lewat 66% atau dua pertiga sudah dianggap beresiko. Ukuran lain yang dapat digunakan juga adalah Interest Coverage yang menghitung berapa kali laba usaha dibanding beban bunga. Interest coverage sebesar misalnya 3x berarti laba usaha sama dengan tiga kali beban bunga, atau jika dibalik sepertiga dari laba usaha dihabiskan untuk membayar bunga.

Selamat berinvestasi!
Gusnul Pribadi
The Financial Tips