Thursday, July 12, 2012

Jika Partner Bisnis Mengalami Musibah

Alangkah menyenangkan jika bisa bekerja sama dengan sahabat Ade untuk membangun sebuah usaha. Selain umumny amempunyai visi dan minat yang sama, usaha bisa langgeng karena didasari oleh saling percaya. Namun bagaimana jika partner bisnis Ade mengalami musibah di kemudian hari?

Sebutlah Ali dan sobatnya Dani yang sukses membangun bisnis subkontraktor infrastruktur dan instalasi perangkat telekomunikasi yang sekarang sedang nge-trend. Ali adalah jebolan universitas terkemuka dengan IPK cum-laude dan Dani walaupun drop-put namun memiliki networking yang sangat luas dan kemampuan negosiasi yang handal. Jadilah pasangan ini menjadi pasangan yang sinergis dan klop. Mereka berbagi tugas, Ali terhadap produksi dan Dani pada pemasaran, dengan pembagian saham antara mereka berdua 50 - 50.

Sayangnya tak semua cerita berlalu dengan indah, setelah 20 tahun melewati tantangan bersama dan mengenyam sukses, suatu pagi dalam perjalanan ke luar kota Dani mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Tinggallah Ali yang harus bekerja penuh sekarang, dengan hasil yang tetap harus dibagi dua. Dia bekerja dengan keras dan ikhlas demi keluarga sahabatnya itu, setiap bulan pun anak Ali datang ke kantor untuk menagih hak yang dimiliki almarhum ayahnya sebagai pemilik saham di sana.

Lambat laun, niat jelek pun dapat muncul di benak Ali untuk mengurangi jatah untuk anak Dani sedikit demi sedikit. Dan lama-kelamaan keluarga dan mulai tidak percaya kepada Ali dan berujung pada sengketa di pengadilan.

Mungkin kisah di atas Cuma ilustrasi belaka, tapi dapat dan sangat banyak terjadi di sekitar kita. Mari kita tilik beberapa solusi dan kemungkinan-kemungkinannya...

Mencari Pengganti
Bagaimana jika posisi Dani digantikan? Jika penggantinya seorang profesional tentu tidak akan banyak masalah. Tapi benih-benih kecurigaan dari keluarga Dani tidak akan terselesaikan begitu saja. Lalu bagaimana jika posisinya digantikan oleh istri Dani sendiri? Belum tentu dia akan memiliki kompetensi yang sama dengan Dani bukan? Lalu bagaimana jika posisi Dani digantikan oleh anaknya yang baru selesai kuliah? Apakah mereka berdua akan cocok karena sifat anak muda yang cenderung agresig harus berpasangan dengan Ali yang sudah cukup tua....Apakah semua usaha partnership harus berakhir seperti ini. Berapa banyak perusahaan di Indonesia yang menghadapai potensi masalah seperti ini?

Ambil Alih Saham
Salah satu cara adalah Ali membeli seluruh saham Dani pada keluarganya. Lalu Ali dapat mencari partner lain yang mau menanamkan sahamnya di perusahaannya itu. Sangat wajar kalau keluarga Dani meminta harga yang setinggi-tingginya dan pihak Ali tentu akan menawar serendah mungkin. Kalaupun sudah disepakati, masalah selanjutnya adalah bagaimana pembiayaan untuk membeli saham tersebut? Jika menggunakan uang perusahaan tentunya akan mengganggu cashflow karena jumlahny apasti akan sangat besar.

Solusi ambil alih saham tentunya akan lebih mudah diselesaikan jika ada perjanjian jual beli yang telah ditandatangani di hadapan notaris sebelum usaha partnership ini dimulai jadi semuanya sudah tertuang hitam di atas putih.

Cara lain adalah metode valuasi, yaitu perhitungan sewajarnya yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bener-benar independen. Valuasi ini harus dilakukan secara bertahap untuk meng-update kondisi terkahir perusahaan. Jadi jika resiko terjadi, Ali dan Dani dapat merujuk ke hasil valuasi terakhir yang telah nereka lakukan sendiri.

Alternatif Pendanaan
Seorang perencana kauangan yang spesialis di bidang ini dapat membantu menghitung an mencarikan alternatif untuk permasalahan ini.Beberapa alternatif dapat diambil seperti : manabung dan investasi, pnjaman pihak ketiga, mencicil dan mengambil asuransi jiwa.

Menabung dan investasi dimaksudkan setiap pihak sepakat untuk menyisihkan sebagian keuntungan secara teratur dan berkala. Namun kelemahannya adalah ketidakpastian hasil investais yang akan didapatkan.

Mencicil dimaksudkan pembelian saham yang dilakuakn oleh pihak yang survive dilakukan dengan cara mencicil dalam jangka waktu yang telah disepakati di awal. Kelamahannya adalah keluarga ynag ditinggalkan tidak mendapatkan kepasti apakah cicilan tersebut dapat terbayar lunas, bisa jadi tahun depan musibah yang sama menimpa Ali dan hutangnya tidak pernah terbayarkan sampai kapanpun.

Cara pendanaan yang paling efisien adalah dengan membeli asuransi jiwa. Masing-masing partner saling menutup asuransi jiwa atas nama partnernya. Besaran yang harus ditutup adalah sebesar valuasi, sehinggan jia terjadi resiko meninggal uang klaim asuransi jiwa itulah yang akan dipakai untuk membayarkan saham pihak yang ditinggalkan. Namun maslah juga bisa timbul ketika ternyata kondidi kesehatan salah satu pihak sudah tidak memungkinkan dia untuk ikut asuransi atau perminya akan sangat besar.

Maka dari itu kombinasi atas beberapa alternatif sangat dimungkinkan untuk dilakukan.

Salam Sukses
The Financial Tips

Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire

Minggu lalu saya berada di New York City, tepatnya Manhattan, yang jaraknya kurang lebih 2500 mil dari kediaman saya di San Francisco Bay Area. Seorang "mogul" alias pengusaha kelas kakap yang berteman dekat dengan Donald Trump memanggil saya untuk membantunya dalam mendirikan divisi baru institusi pendidikannya yang sudah mendunia. Sebutlah namanya Mr. JC.

Sebagai seorang konsultan yang sering mendengar nama Mr. JC ini disebut-sebut, tentu saja saya sangat girang ketika dikontak oleh asistennya untuk mengunjungi Si Mogul ini untuk business meeting. Dengan harap-harap cemas saya mempersiapkan segala sesuatunya agar presentasi saya nanti tidak memalukan. Namanya saja berbisnis dengan seorang pengusaha kelas kakap. Siapalah saya ini di matanya. Ternyata, di luar dugaan saya, Mr. JC sangat ramah dan informal. Kecerdasannya tampak jelas dari "being comfortable in his own skin." Ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, tidak ada unsur intimidasi maupun berusaha tampak lebih cerdik daripada lawan bicaranya. Sungguh saya sangat terkesan.
Selama kurang lebih 6 jam perjalanan pulang di pesawat, saya banyak merenungkan pertemuan ini, terutama mengenai kepribadian Mr. JC yang sangat menawan. Otak saya yang gemar melakukan studi komparasi kembali bekerja. Satu per satu wajah orang-orang sukses muncul di benak saya. Wah, ternyata banyak sekali kemiripan sifat dan perilaku mereka dengan Mr. JC, yang tampaknya sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat dan perilaku mereka yang kurang berhasil.
Sepuluh unsur kepribadian seorang billionaire yang saya sarikan berdasarkan komunikasi dan pergaulan pribadi dengan para billionaies dan beberapa pengusaha sukses adalah sebagai berikut:

Satu
Keberanian untuk Berinisiatif.

Di sinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka selalu punya ide-ide jenial. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real Estate, kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu sekarang sudah membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti belaka. Ada boneka Donald, ada seri TV The Apprentice, ada online university TrumpUniversity.com, bahkan ada t-shirt "You're Fired" dan buku-buku best-sellernya. Semua berangkat dari inisiatif belaka, yang bisa kita pelajari dan tiru.

Dua
Tepat Waktu.
Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup kita, yaitu waktu. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan partner bisnis.

Tiga
Senang Melayani dan Memberi.
Seorang billionaire pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan terus membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.

Empat
Membuka Diri Terlebih Dahulu.
Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri? Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para partner bisnis sejati. Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)

Lima
Senang Bekerja Sama dan Membina Hubungan Baik dengan Para Partner Bisnis.
Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald Trump dan Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat loyal sehingga mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an island," kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses semakin terbuka lebar.

Enam
Senang Mempelajari Hal-hal Baru.
Kembali kita mengambil contoh Pak Trump yang baru saja membuka online university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang profesor? Jelas tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-hal baru.

Tujuh
Jarang Mengeluh, Profesionalisme adalah yang paling utama.
Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good days and great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Jangan sekali-kali mengeluh di dalam bisnis, walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).

Delapan
Berani Menanggung Resiko.
Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari kan?

Sembilan
Tidak Menunjukkan Kekhawatiran (berpikir positif setiap saat).
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.

Sepuluh
"Comfortable in their own skin" alias nyaman dengan diri
sendiri tanpa perlu berusaha menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih" dari lawan bicaranya.
Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.
Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri.

Apakah Anda mempunyai kepribadian seorang billionaire? Hanya Anda yang bisa menjawab. Salam sukses, sampai bertemu di puncak gunung kesuksesan.[]

Sumber: Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire  oleh Jennie S. Bev.
Jennie S. Bev adalah konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator
berbasis di San Francisco Bay Area. Baca perjuangan dan prestasinya
di JennieSBev.com.

Thursday, April 19, 2012

TIPS KEUANGAN PARA LAJANG

Quoting: Elvyn G Masassya, Praktisi Keuangan

ANDA masih membujang? Sebagian dari Anda pasti menjawab ya. Dan status bujangan yang masih disandang pasti juga dengan seribu satu alasan.

Tidak perlu dibahas di sini apa yang menjadi alasan Anda untuk tetap membujang. Yang jelas, jika kita bicara mengenai pengelolaan keuangan termasuk pola berinvestasi, sebenarnya ada sedikit perbedaan antara orang-orang bujang dan kalangan yang sudah berkeluarga.

Tentu saja pengertian bujangan alias lajang dalam paparan ini benar-benar diperuntukkan bagi orang yang belum pernah menikah. Dengan kata lain, single parent (khususnya yang sudah mempunyai anak) tidak termasuk dalam kategori lajang. Ini penting diklarifikasi lebih dulu agar penerapan seni mengelola keuangan yang akan didiskusikan di sini tidak disalahartikan.

Sebagaimana kerap dibahas, setiap orang pasti memiliki tujuan keuangan, tidak peduli siapa dan bagaimana statusnya. Namun, tujuan keuangan setiap orang pasti tidak sama, tergantung kondisi keuangan saat ini dan pengaruh latar belakang serta lingkungan yang bersangkutan. Kendati demikian, tujuan keuangan lazimnya terkait dengan usia dari setiap orang. Nah, pembahasan berikut lebih membahas masalah keuangan bagi para lajang berusia 25-40 tahun, dengan asumsi mereka telah memiliki penghasilan.

Dalam kaitan dengan tujuan keuangan, para lajang sebaiknya memastikan terlebih dahulu, apakah akan menikah dan kemudian mempunyai anak, atau menikah namun tidak berencana memiliki keturunan, atau malah tetap membujang. Tidak ada yang salah dengan pilihan seperti ini. Setiap orang memiliki hak asasi, kendati belum tentu dianggap lazim di masyarakat kebanyakan.

Jika Anda berencana menikah, harus juga dipastikan apakah Anda akan menempuh kesepakatan pisah harta atau sebagaimana kebanyakan orang Timur, harta setelah menikah akan menjadi milik bersama. Ini juga penting sebab akan terkait dengan prioritas investasi yang akan Anda lakukan.

Oke, agar tidak menjadi perdebatan kita gunakan saja asumsi yang banyak dirujuk berbagai kalangan, yakni para lajang akan menikah, memiliki anak, dan kemudian harta yang diperoleh akan menjadi harta bersama.

Nah, bagaimana sebaiknya pengelolaan keuangan dan pola investasi para lajang?

PERTAMA, buat prioritas dalam tujuan keuangan Anda. Konkretnya, bagaimana mendayagunakan penghasilan Anda untuk memenuhi tujuan keuangan berdasarkan urutan tertentu. Termasuk apakah Anda telah atau akan mengumpulkan dana dalam jumlah cukup untuk membiayai pernikahan. Jika jawabannya belum, maka menyiapkan dana pernikahan mestinya menjadi salah satu prioritas keuangan Anda dalam jangka waktu tertentu. Artinya, suka tidak suka, Anda mesti menyisihkan sebagian pendapatan Anda dalam bentuk tabungan untuk persiapan pernikahan.

Kedua, sebagaimana kelaziman hidup manusia, kebutuhan yang mendasar adalah sandang, papan, dan pangan. Oleh karena itu penghasilan yang saat ini telah dimiliki harus dialokasikan paling tidak untuk memenuhi kebutuhan mendasar itu. Jadi, ada penghasilan yang harus dipergunakan untuk konsumsi sehari-hari (pangan dan sandang), dan ada juga yang mesti disisihkan untuk memenuhi kebutuhan papan. Belakangan aspek ini juga diperluas menjadi alat transportasi. Pertanyaannya, bagaimana caranya memenuhi kebutuhan akan rumah dan kendaraan bagi para lajang?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya kembali kepada masing-masing orang mana yang paling prioritas. Jika saat ini sudah memiliki kendaraan atau tidak masalah menggunakan kendaraan umum, maka yang mestinya menjadi prioritas adalah bagaimana memiliki tempat tinggal. Bagi sebagian lajang, mungkin saat ini masih tinggal bersama orangtua, mengontrak rumah, atau malah indekos.

Bila demikian, hendaknya dipahami hal tersebut adalah kondisi sementara di mana suatu ketika Anda tetap membutuhkan rumah tatkala Anda sudah menikah. Oleh karena itu memiliki rumah mestinya menjadi salah satu tujuan keuangan. Hal yang sama juga berlaku pada para lajang yang belum memiliki kendaraan dan merasa kendaraan umum hanyalah untuk sementara.

LALU, apa yang harus dilakukan?
Yang paling sederhana adalah sisihkan sebagian pendapatan Anda untuk dimasukkan dalam sebuah rekening, dan setelah mencapai jumlah tertentu, gunakan untuk membeli rumah atau kendaraan.

Mungkin Anda akan mengatakan, bila sarannya seperti itu semua orang juga tahu. Oke, Anda benar. Tetapi, apakah pernah terbayang dalam benak Anda yang dimaksud sebagai rekening tidak selalu mesti rekening tabungan. Anda tetap mesti menyisihkan sebagian pendapatan, namun bukan sebagai tabungan melainkan sebagai pembayaran cicilan pembelian rumah atau kendaraan.

Konkretnya, jika Anda bermaksud memiliki rumah dan kendaraan, sebenarnya Anda bisa melakukannya dengan pembayaran angsuran. Dengan cara seperti itu Anda akan memiliki rumah dan kendaraan lebih cepat. Tentu saja tatkala Anda menikah Anda mesti menceritakan keadaan tersebut kepada pasangan Anda. Jika pasangan Anda bekerja, ia bisa membantu untuk turut membayar angsurannya.

Ketiga, kehidupan juga mesti diproteksi. Hal yang kerap dilupakan para lajang adalah seolah-olah hidup tidak memiliki risiko dan kemudian merasa tidak membutuhkan asuransi. Ini keliru. Suatu ketika para lajang akan menikah dan pasangan atau keturunannya perlu dilindungi. Oleh karena itu, kaum lajang juga perlu menginvestasikan sebagian penghasilan dalam bentuk asuransi, khususnya asuransi jiwa.

Pada saat masih membujang, yang menjadi "ahli waris" bisa saja orangtua atau orang yang ditunjuk. Namun, setelah menikah, "ahli waris" bisa dipindahkan ke pasangan atau keturunannya. Salah satu keuntungan mengambil asuransi kala masih membujang adalah preminya akan lebih murah sebab jangka waktunya relatif lebih panjang.

SELAIN memerhatikan beberapa hal di atas sebagai prioritas tujuan keuangan para lajang, tentu saja masih banyak hal lain, termasuk pilihan investasi. Namun, esensinya, menjadi lajang bukan berarti boleh mengelola keuangan seolah-olah tanpa perlu memikirkan pihak lain. Kebanyakan orang masih beranggapan, status lajang adalah sementara. Menikah hakikatnya akan menjadi salah satu tujuan hidup. Dan pada gilirannya, tujuan keuangan pun sebaiknya disesuaikan dengan tujuan hidup tersebut.


Salam Sukses
The Financial Tips

Friday, January 27, 2012

10 Tips Keuangan Keluarga Sejahtera

Urusan keuangan keluarga adalah urusan seluruh anggota keluarga.Bila salah satu anggota keluarga tidak mengikuti kesepakatan, maka kacaulah semua langkah yang telah dilakukan untuk menjaga agar keuangan keluarga tetap stabil. Ada 10 tips keuangan keluarga demi menggapai keluarga sejahtera.

1. Suami Istri kompak
Suami istri harus saling terbuka tentang keuangan keluarga. Ada pembagian yang jelas mana uang yang digunakan untuk kepentingan kebutuhan sehari-hari dan mana uang yang digunakan untuk membayar kredit atau tabungan.Bila suami istri mempunyai pemasukan masing-masing, ada kesepakatan yang jelas, siapa yang bertanggung jawab membayar tagihan listrik, air, sampah, keamanan, uang sekolah anak-anak, dan lain-lain. Siapa yang membayar hutang dan menabung.Keterbukaan ini akan membuat keduanya menjadi nyaman dalam mengelolah keuangan keluarga. Bila ada yang disembunyikan maka biasanya hal tersebut akan menjadi awal dari masalah besar. Istri bisa curiga, suami pun bisa curiga. Istri menjadi sewot, suami pun menjadi sewot. Perlu diingat bahwa, bila sudah menyangkut uang, pribadi orang bisa berubah. Jadi urusan keuangan ini sangat sensitif. Berhati-hatilah. Urusan keuangan keluarga dapat menghancurkan keluarga bila tidak dikelolah dengan bijaksana.

2. Anak-Anak Dilibatkan
Ajaklah anak-anak mengenal nilai uang sejak dini. Bukan ingin membuat anak menjadi mata duitan, tapi membuat anak agar tidak dikendalikan uang. Misalnya, apa yang bisa didapatkan dari uang Rp 1.000 atau apa yang bisa dilakukan dengan uang Rp 100.000. Biarkan anak memahami berbagai bentuk uang. Kalau perlu dan mampu, tunjukkan dan ajarkan berbagai mata uang dan nilai tukarnya ke rupiah. Semakin dini anak memahami tentang uang,semakin sadar anak akan kemampuan uang untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Papan Keuangan
Buatlah papan keuangan yang berisi pengeluaran mingguan dan bulanan. Bandingkanlah berapa pengeluaran keluarga setiap bulannya.Ajaklah semua anggota keluarga mendiskusikan jumlah uang yang masuk dan keluar agar semua menjadi sadar apa yang telah dilakukan dengan uang dan apa yang akan dilakukan dengan keuangan keluarga pada bulan berikutnya.

4. Financial Knowledge (pengetahuan tentang keuangan)
Keuangan keluarga akan semakin baik bila semua anggota keluarga mengetahui tentang ilmu keuangan. Ambillah kursus singkat atau panggillah ahli keuangan keluarga ke rumah untuk meningkatkan pengetahuan tentang keuangan. Bila belum mampu membayar seorang ahli atau mendatangi tempat kursus, browsing-lah di internet khusus tentang keuangan.

5. Belanja dengan Bijak
Dengan adanya papan keuangan keluarga, semua anggota keluarga diharapkan untuk bijak dalam berbelanja dan merencanakan setiap detil barang yang akan dibeli. Semua barang tersebut haruslah berdasarkan prioritas kebutuhan.

6. Main Monopoli
Bermain monopoli dapat menjadi pintu pertama bagi anak belajar tentang keuangan. Aturan permainannya dapat diubah dengan menggunakan konsep ekonomi kerakyatan atau ekonomi gotong-royong agar tidak menjadi terlalu serakah.

7. Investasi
Belajarlah berinvestasi walaupun kecil-kecilan. Misalnya, dengan membeli emas atau reksadana.

8. Mengamati Pasar
Pergerakan pasar modal atau pasar tradisional dan pasar modern sangatlah mengasyikkan. Awalnya mungkin sulit dipahami, tapi lamakelamaan, mengamati apa yang terjadi di pasar-pasar tersebut dapat memberikan pemahaman kepada kita bahwa perputaran uang itu cukup banyak. Siapa tahu dari mengamati lalu mau terjun langsung menajdi pengusaha.

9. Diskusi tentang Uang dan Keuangan
Sering-seringlah berdiskusi mengenai keuangan dengan semua anggota keluarga. Diskusi ini selain mendekatkan ikatan batin keluarga juga akan membuat semua anggota keluarga tetap sadar dan melek kondisi keuangan keluarga dan keuangan dunia.

10. Menabung
Menabung berapa pun jumlahnya harus tetap dilakukan. Walaupun nantinya diambil lagi, tapi tetap Anda sudah menabung terlebih dulu.

sumber: www.anneahira.com

Memilih Produk Asuransi

Foto: www.investopedia.com

“Aduuhhhh….bingung saya……b eberapa teman dari berbagai perusahaan asuransi datang menawarkan produk mereka sama saya…pilih yang mana yaaa??” kadang ungkapan ini kita dengar dari orang-orang. Memang, memilih asuransi kadang seperti memilih pasangan hidup. Salah pilih, bisa menyesal di kemudian hari. Kadang, kita harus kehilangan jutaan rupiah setelah sebelumnya sadar bahwa produk yang kita miliki tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakter kita. Lalu bagaimana memilih produk asuransi yang tepat untuk kita, di antara sekian banyak pilihan? Ternyata, tidak perlu pusing-pusing….secara garis besar, hanya ada 2 jenis asuransi, yaitu: Asuransi tradisional dan Suransi non-tradisional. Apa produk tradisional itu mengandung jamu warisan leluhur? Ya nggak lah! Di bawah ini uraiannya:

A. ASURANSI TRADISIONAL


Sifat dasar dari produk tradisional ini adalah manfaatnya pasti. Maksudnya begini: jika ia asuransi jiwa, maka jika tertanggung meninggal, PASTI akan cair uang sekian rupiah sebagai santunan kematian. Atau jika mengandung unsur tabungan, maka PASTI saat di tahun ke sekian akan cair uang sekian. Nominalnya pun PASTI. Sesuai dengan isi polis, maka semuanya jelas, nominal maupun jatuh tempo pencairan PASTI. 

Asuransi tradisional ini dibagi dalam tiga jenis produk:

1. Term Life, yaitu asuransi jiwa dimana sifatnya adalah murah sekali, dengan pertanggungan yang besar sekali. Contoh gampangnya adalah asuransi kecelakaan yang sering kita beli di airport. Memang harganya murah, tapi jika terjadi kecelakaan, tentu santunannya akan besar sekali. Contoh lain adalah asuransi kendaraan, atau rumah. Karakteristik lain dari produk ini adalah uangnya hangus, jika tidak ada klaim selama masa kontrak. Kita tahu bahwa asuransi kendaraan murah sekali dibandingkan coverage-nya. Namun jika dalam waktu satu tahun tidak terjadi klaim, maka uang asuransi akan menguap. Masa pembayaran premi adalah juga masa kontrak asuransi. Biasanya antara 5 sampai 20 tahun. Jika anda memilih 5 tahun, maka dapat diperpanjang dengan kenaikan premi, tanpa harus melalui proses seleksi resiko lagi.

2. Whole Life. Adalah asuransi jiwa yang berlaku seumur hidup, dimana pembayaran premi berlangsung hanya sekian tahun. Tentu preminya lebih mahal dibandingkan term life, tetapi sesuai dengan namanya, kita tidak perlu bayar sepanjang kita ingin punya asuransi. Lagipun, produk ini juga mengandung unsur tabungan. Jika di kemudian hari kita tidak ingin lagi punya asuransi, maka kita bisa surrender polis dan mendapatkan sejumlah uang sebagai nilai tunainya.

3. Endowment, yaitu asuransi jiwa plus tabungan. Contoh paling mudahnya adalah asuransi pendidikan, dimana disana ada asuransi jiwa plus nilai tabungan yang cair di tahun-tahun tertentu. Nilai tunai yang keluar pun pasti, sesuai yang tercantum di polis. Produk ini ocok untuk orang-orang yang senang ‘bermain aman’, walau resikonya adalah nilai tunainya pasti kalah dengan tingkat inflasi.

B. ASURANSI NON TRADISIONAL
Disebut juga unit link, dimana asuransi jiwa digabung dengan investasi (reksadana). Tentu, nilai tunainya tidak pasti, bergantung pada kondisi investasi dan jenis investasi yang dipilih. Produk ini cocok untuk orang-orang yang ingin kepraktisan, all in one, juga buat orang-orang yang senang berspekulasi tapi tidak bisa menabung teratur.


Nah, jadi berpulang pada anda, mau produk seperti apa? 

Selamat berasuransi!


Sumber: www.keuangankeluarga.com