Thursday, July 29, 2010

Investasi Untuk Pemula


JIKA Anda tergolong investor kawakan atau investor profesional
yang sudah malang melintang dalam pelbagai jenis investasi, maaf,
sebaiknya tidak usah membaca tulisan ini sebab Anda pasti akan
kecewa. Tulisan ini tidak akan memberi jurus jitu untuk para investor
profesional, melainkan sekadar sumbang pemikiran bagi kalangan awam
yang baru mulai ingin berinvestasi. Sebenarnya perihal investasi
secara sederhana sudah sering diulas dalam rubrik ini, namun karena
selalu saja ada pertanyaan mendasar dari berbagai pihak menyangkut
cara berinvestasi, tidak ada salahnya diulas sekali lagi mengenai hal
tersebut.

Pertanyaannya, siapa sebenarnya yang disebut sebagai pemula?

Apakah ada kaitannya dengan usia? Sebenarnya, pemula tidak terkait
langsung dengan usia. Kendati usia Anda sudah lanjut, namun jika
belum pernah melakukan investasi terencana di berbagai jenis
investasi dengan maksud mendapatkan hasil (return) optimal, maka Anda
dapat diklasifikasikan sebagai investor pemula. Termasuk misalnya,
Anda sudah berhubungan dan menempatkan uang di bank, tetapi belum
pernah mencoba "bermain" di pasar saham, properti, atau lain
sebagainya, maka Anda belum tergolong profesional. Namun sebaliknya,
kendati Anda berusia muda, tetapi telah menanamkan uang dalam jumlah
besar di berbagai jenis investasi dan sudah pula menangguk
keuntungan, bisa dikatakan Anda tergolong investor profesional.
Hakikatnya, investasi merupakan salah satu bagian dari
perencanaan keuangan. Artinya, dalam pakem perencanaan keuangan
penghasilan bisa dibagi menjadi tiga peruntukan, yakni konsumsi,
menabung, dan investasi. Di sini harus dibedakan antara menabung dan
investasi. Menabung lebih bersifat berjaga-jaga. Ataupun bila
memiliki tujuan tertentu biasanya tidak bersifat mengikat dan bisa
terpakai untuk hal lain. Sedangkan investasi lebih untuk menghasilkan
nilai tambah dari dana yang ditanamkan dan memiliki tujuan tertentu
dalam jangka waktu tertentu pula.

Untuk melakukan investasi harus diasumsikan Anda memang memiliki
dana tertentu yang bisa dialokasikan. Tinggal masalahnya, mau
dialokasikan ke mana dan apa tujuannya. Yang dimaksud dengan tujuan
di sini adalah horizon investasi, yakni jangka pendek atau jangka
panjang. Lalu, apakah Anda akan mencari hasil maksimal dengan
konsekuensi risiko yang tinggi, atau hasil moderat dengan risiko
sedang dan atau menginginkan risiko rendah tetapi hasilnya juga
rendah.

***
AGAR memudahkan pembahasan, tentu ada baiknya digunakan asumsi,
khususnya menyangkut usia. Kendati sama-sama pemula, namun cara
berinvestasi seseorang yang berusia muda dibandingkan yang sudah
berusia cukup lanjut relatif berbeda. Konkretnya, ada hal-hal seperti
kemampuan menanggung risiko dan jangka waktu investasi yang sulit
untuk digeneralisir bagi investor yang berbeda usia.
Untuk memudahkan pembahasan, diasumsikan investor pemula adalah
seseorang yang masih berusia muda, berkisar antara 25-30 tahun, namun
telah memiliki pekerjaan dan berpenghasilan.
Investor berusia 25-30 tahun biasanya memiliki karakter lebih
berani menanggung risiko. Benar bahwa tidak semua demikian, sebab ada
pula orang bertipe konservatif. Namun, jangan lupa bahwa bagi
kalangan berusia muda, kalaupun mengambil risiko tinggi dan kemudian
gagal, masih ada kesempatan untuk bangkit kembali. Beda jika hal
semacam itu terjadi pada orang berusia lanjut. Kegagalan akan
berakibat fatal.

Dengan asumsi seperti itu, maka konteks risiko secara teoretis
tidak mesti menjadi pertimbangan utama bagi investor berusia muda.
Tetapi, karena Anda tergolong pemula, maka awal berinvestasi
sebaiknya tidak langsung pada yang risikonya tinggi, tetapi dimulai
dengan yang risikonya rendah dan sedang. Atau bila mau memadukan
sikap konservatif, maka investasi Anda harus dialokasikan pada tiga
pilihan, yakni yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi dengan
persentase rata.

Bagaimana konkretnya? Begini. Asumsikan Anda mengalokasikan 30
persen pendapatan Anda untuk berinvestasi. Dari 30 persen itu,
gunakan masing-masing untuk investasi dengan risiko berbeda. Sebanyak
10 persen masukkan dalam bentuk tabungan atau deposito yang tidak
untuk berjaga-jaga melainkan memang sebagai simpanan jangka panjang,
10 persen lagi alokasikan dalam bentuk reksa dana, dan 10 persen lagi
coba bermain saham. Oke, mungkin Anda akan mengatakan dana Anda
terbatas. Kalau seperti itu, 10 persen untuk tabungan, 20 persen
untuk reksa dana atau bermain saham.

Kenapa demikian? Alasannya sederhana. Karena usia masih muda,
orientasikan dulu untuk investasi jangka pendek dan memberi hasil
optimal. Dengan cara seperti ini lebih terbuka kemungkinan Anda
mendapat tambahan penghasilan yang pada gilirannya dapat digunakan
lagi sebagai "modal" berinvestasi untuk jangka yang lebih panjang. Di
sisi lain, jika Anda gagal toh masih memiliki investasi konservatif
dalam bentuk tabungan sebesar 10 persen yang dapat dipergunakan untuk
berjaga-jaga.

Jika Anda setuju dengan pandangan di atas, tinggal bagaimana
menyiasati risiko di dalam setiap pilihan investasi. Untuk tabungan,
boleh dikatakan nihil risiko karena saat ini pemerintah masih memberi
jaminan kepada penabung. Untuk reksa dana, pada dasarnya ada beberapa
jenis, misalnya, reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana
pasar uang, dan reksa dana pendapatan tetap. Masing-masing memiliki
risiko berbeda. Yang berkemungkinan memberi imbalan lebih optimal
adalah reksa dana saham, tetapi risikonya juga lebih tinggi. Nah,
Anda tinggal pilih mana yang paling sesuai dengan tujuan Anda.
Demikian juga dengan saham. Ada saham-saham blue chip dan ada
pula saham jenis "gorengan". Blue chip lazimnya lebih stabil dan
pergerakan harganya juga tidak terlalu fluktuatif daripada
saham "gorengan". Pendeknya ada banyak pilihan dalam investasi di
saham.

***
KESIMPULANNYA, investasi bagi pemula tidak selalu mesti dalam
bentuk tabungan, tetapi juga dapat dilakukan terhadap investasi
berisiko. Yang penting, pahami dulu apa tujuan Anda berinvestasi dan
untuk berapa lama. Semuanya bisa disiasati sepanjang Anda memang
bermaksud mengalokasikan dana untuk investasi dan memahami
konsekuensi dari setiap investasi tersebut.

Salam Sukses
The Financial Tips

No comments:

Post a Comment