Wednesday, July 28, 2010

Mengatasi Kesulitan Menabung

Menabung, sesuatu yang selalu diidam-idamkan semua orang . Jika ditanya semua orang pasti mau nabung dong? Namun tidak sedikit dari mereka mengalami kesulitan dalam menabung. Alasan utama dan mungkin satu-satunya dalah : tidak ada uang yang bisa ditabung. "Lha wong yang buat ditabung aja gak ada, gimana mau nabung?" Mungkin Anda pernah merasakannya juga.

Hukum dalam menabung itu hanya satu :
"Bukan berapa besar penghasilan Anda tiap bulan , namun berapa banyak Anda bisa menabung setiap bulannya?" Banyak sekali orang berpenghasilan Rp. 1 juta yang dapat menabung Rp.100 ribu setiap bulannya namun tidak sedikit orang berpenghasilan Rp.5 juta yang selalu kehabisan uang di tanggal 20 setiap bulannya dan menanti tanggal 27 tiba.

Triknya sebenarnya mudah : PAY YOURSELF FIRST , sisihkan dulu untuk menabung baru pakai sisanya untuk pengeluaran. Jika sebaliknya yang dilakukan, maka sering kali kita tidak menyisakan uang sepeserpun untuk ditabung di akhir bulan. Dengan trik ini, mindset kita akan terpola bahwa uang yang dapat dipakai untuk pengeluaran adalah PERHASILAN minus PAY YOURSELF FIRST. Sulit untuk melakukannya? Mari kita lihat kasus berikut:

Sadarkah Anda berapa uang yang telah Anda barikan untuk "orang lain", sebagai contoh kita belanja di mall sampai 2 kali sebulah untuk membeli baju baru atau makan di restoran fast food yang mahal. Setelah tiga bulan kita sudah merasa bosan dengan baju yang kita beli tersebut, memberikannya pada orang lain? Saya rasa itu bukan pilihan orang kebanyakan, secara naluriah manusia pasti ingin menyimpannya di lemarinya selama mungkin dan menjadi sampah. Itu baru salah satunya, coba Anda ingat-ingat lagi pengeluaran Anda yang sebenarnya lebih bersifat keinginan, dan bukan kebutuhan. Banyak sekali bukan?

Mari kita tengok dari sisi si pemilik butik, usahanya menjadi maju dan penghasilannya meningkat dan dia menjadi pengusaha yang mapan, Terima kasih atas usaha kita untuk membeli produknya.

Mengapa kita rela melakukan ini, membayarnya, dengan cash, menggesek kartu kredit, atau lebih ironis lagi sampai penandatangan perjanjian segala...weleh weleh. Lebih baik kalau kita menghamburkan uang itu untuk diri kita sendiri bukan? Membuat diri kita dan keturunan lebih kuat secara finansial. Dengan menabung, berinvestasi, membeli asuransi hari tua. Ingat bahwa menghamburkan uang saat ini berarti kita telah merampas "daya beli" kita dan keturunan kita di masa mendatang, sedangkan menabung berarti menyimpan "daya beli" kita untuk digunakan di masa mendatang.

Mispersepsi. itulah yang terjadi ketika orang dihadapkan untuk membeli produk perbankan, itu dirasa sebagai penghamburan uang yang tidak jelas karena kita tidak mendapatkan produk nyata. Padahal :
Dana pendidikan anak meningkat 10% tiap tahun, sedangkan investasi di bank hanya memberikan pengembalian 7%. Darimana kita akan mengejar sisa 3% nya? Sementara kebutuhan lain juga gak mau kalah untuk ikut-ikut naik harga.

Apakah Anda sudah menyiapkan tabungan untuk cadangan dana kesehatan untuk usia 55 nanti,, atau untuk biaya hidup pada usia 60 nanti jika kita masih hidup sementara kita sudah tidak lagi berpenghasilan. Mungkin kita berkata," Ah, gimana nanti deh. rejeki kan sudah ada yang ngatur, nanti juga ada aja jalannya". Tapi tanpa usaha dari kita (bahkan memikirkannya pun tidak), apakah Sang Pemberi Rejeki akan memilih kita untuk diberikan rejeki?

Jadi, bijaklah terhadap masa depan kita dan keturunan kita. Menabunglah mulai sekarang.



The Financial Tips

No comments:

Post a Comment